BI Akui Risiko Kredit Masih Rendah

Ke Depan, Perlu Integrasikan Pemantauan dengan Pemerintah

Kamis, 06 November 2008 – 07:54 WIB
JAKARTA - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu mengintegrasikan pemantauan risiko kredit dan sistemikSebab, industri perbankan mulai banyak yang terkait dengan lembaga keuangan nonbank.

Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah menuturkan, karena pengawasan kredit di perbankan cukup ketat, bank mulai banyak mengakuisisi lembaga pembiayaan

BACA JUGA: Dana 43 Bank Mengendap

Pengaturan dan pengawasan risiko bank dan lembaga pembiayaan berbeda


''Ke depan, pemantauan terhadap risiko kredit dan sistemik perlu dilakukan secara terintegrasi oleh BI maupun pemerintah, khususnya otoritas pasar modal dan lembaga keuangan bukan bank

BACA JUGA: Telkomsel Beri Tarif Hemat di Mekkah

Upaya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan domestik menjadi kritis,'' kata Halim dalam seminar Krisis Ekonomi Global yang diadakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Gedung BI, Jakarta, kemarin (5/11)


Menurut dia, secara umum saat ini risiko kredit masih rendah

BACA JUGA: LPS Belum Turunkan Suku Bunga Penjaminan

Tapi, risiko itu cenderung meningkat kalau ekonomi domestik melemahBI menengarai yang terkena langsung dampak pelemahan ekonomi global adalah debitor eksporter

Secara fundamental, ujar dia, perbankan Indonesia juga masih stabil dan menunjukkan kinerja positif di tengah gejolak finansial global''Risiko sistemiknya masih relatif kecil,'' tutur Halim

Dia mengakui, perbankan sempat dibelit tekanan likuiditas, tapi kini membaikItu ditunjukkan dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang masih tinggi, melebihi kenaikan kreditTotal DPK hingga Agustus 2008 mencapai Rp 1.528,1 triliunPada periode sama outstanding kredit mencapai Rp 1.246,6 triliun

Risiko pasar, lanjut dia, cenderung meningkat, terutama dipengaruhi gejolak kurs dan harga Surat Utang Negara (SUN)Namun, dari hasil stress test, perbankan masih bisa menyerap kerugian dari risiko pasar(sof/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 53 Perusahaan Invest Pengembangan Gas Metana Batubara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler