jpnn.com - JAKARTA - Budayawan Ridwan Saidi mempertanyakan kebijakan Bank Indonesia (BI) kenapa gambar mata uang Indonesia terhenti sampai kepada mantan Presiden RI Soeharto.
"Sesudah Soeharto lengser jadi presiden, ada BJ Habibie, Gus Dur dan Megawati serta SBY yang saat ini masih berkuasa. Tapi perjalanan sejarah kepemimpinan nasional itu tidak tergambar di mata uang rupiah," kata Ridwan Saidi, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (25/7).
BACA JUGA: Bandara Baru, Pesawat AirAsia Tambah Satu
Fenomena yang sama lanjut Ridwan Saidi, juga terjadi pada media prangko yang diterbitkan oleh PT Pos Indonesia yang juga terkesan enggan menampilkan para tokoh bangsa di medianya.
"Bank Indonesia dan PT Pos Indonesia terkesan enggan menampilkan para tokoh bangsa di rupiah dan prangko," ungkap Ridwan.
BACA JUGA: Pasok Listrik Sumatera, PLN Kebut PLTA Merangin
Dikatakannya, kalau BI tidak mau menampilkan gambar Habibie, Gus Dur atau Megawati dipecahan seratus ribu, tidak apa-apa. "Tapi dipecahan goceng juga bolehlah. yang penting ada," harap tokoh Betawi ini. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Incar Laba dari Piala Dunia dan Pilkada
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indeks Tertekan Depresiasi Rupiah
Redaktur : Tim Redaksi