jpnn.com, JAKARTA - Gaya hidup halal makin dikenal di seluruh dunia sebagai standar yang mengedepankan nilai-nilai syariah dalam setiap aspek kehidupan.
Tren ini tidak hanya mencakup konsumsi makanan dan minuman halal, tetapi juga kosmetik, obat-obatan, keuangan syariah, fesyen, pariwisata, dan media Islami.
BACA JUGA: Revo Mall Dukung Wisata Halal, Resmikan Musala Mahabbah untuk Pengunjung
Menurut laporan State of the Global Islamic Report, tren halal lifestyle diperkirakan akan mencapai nilai USD 2,4 triliun pada akhir 2024, menunjukkan potensi luar biasa bagi sektor-sektor tersebut.
Dalam pembukaan acara tahunan 11th Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di Jakarta Convention Center, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan ISEF adalah langkah strategis untuk mendorong ekonomi syariah Indonesia ke kancah internasional.
BACA JUGA: Soal Sertifikasi Halal, Asosiasi Hotel Minta Diskusi dengan BPJPH
"Melalui ISEF, kita terus memperkuat literasi halal lifestyle untuk mendorong Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri halal global," ujar Perry.
Sebagai bentuk konkret, Perry mengumumkan peluncuran Aplikasi Halal Traceability untuk memudahkan konsumen melacak produk halal dari produksi hingga konsumsi, serta program digitalisasi produk pesantren dan Sharia Restricted Investment Account (SRIA).
BACA JUGA: BPJPH Buka Suara Soal Tuyul, Tuak, dan Wine Bersertifikat Halal, Ternyata...
“Aplikasi ini akan memastikan konsumen mendapatkan produk yang terpercaya dan sesuai syariah,” tambahnya.
Selain itu, Perry menyoroti pentingnya percepatan ekosistem halal melalui teknologi internet of things(IoT) untuk mendukung integrasi produk halal secara end-to-end.
Hal ini mencakup akselerasi sertifikasihalal, penguatan ekspor, branding modest fashion Indonesia, serta pengembangan sistem bisnis pesantrenyang terhubung secara digital.
Menjawab Kebutuhan Wisata Ramah Muslim
Dalam The 6th International Halal Tourism Summit, bagian dari rangkaian ISEF 2024, Kemenparekraf/Baparekraf meluncurkan Pedoman Layanan Dasar Pariwisata Ramah Muslim yang akan menjadi panduan bagi destinasi-destinasi wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan muslim.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menyampaikan potensi 2 miliar wisatawan muslim dunia merupakan peluang besar bagi wisata halal Indonesia.
“Indonesia bisa menjadi destinasi utama wisata halal dunia dengan terus memperbaiki atraksi, fasilitas, dan kerja sama antar-stakeholder. Industri pariwisata yang ramah muslim tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui pengembangan produk halal dalam negeri, seperti kuliner dan kosmetik,” ungkap Rizki.
Platform Kolaborasi dan Inovasi untuk Ekonomi Syariah
ISEF 2024, yang berlangsung dari 30 Oktober hingga 3 November 2024, menghadirkan para pakar, praktisi, dan pelaku usaha dari berbagai bidang untuk berbagi wawasan dan menciptakan kolaborasi yang mendorong ekonomi syariah di tingkat nasional maupun internasional.
ISEF tidak hanya menjadi ruang untuk berdiskusi tetapi juga platform untuk mewujudkan ide-ide baru yang akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi syariah global. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi