jpnn.com - JAKARTA - Inflasi pada bulan ini masih berada di level terjaga. Setidaknya itulah prediksi Bank Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan indeks harga konsumen hingga pekan ketiga Agustus yang tercatat mengalami deflasi 0,06 persen.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, deflasi pada Agustus tidak disebabkan melemahnya permintaan masyarakat. Deflasi lebih bersifat musiman setelah terjadi puncak inflasi pada Juni–Juli yang dipicu Ramadan dan Lebaran.
BACA JUGA: Lapor Pak Jokowi! Kapal Tol Laut Rusak
Saat ini permintaan masyarakat sudah kembali normal, setelah harga-harga kebutuhan pokok mengalami peningkatan selama Lebaran. ”Sekarang sudah terkoreksi lagi,” terang Mirza.
Tingkat inflasi pada Juni dan Juli yang selama lima tahun terakhir menjadi puncak tren pada 2016 justru berada di titik terendah. ”Kemarin inflasi ada, tapi tidak setinggi biasanya. Inflasi Juli kan 0,69 persen (month-to-month/mtm, Red),” paparnya.
BACA JUGA: Target 36 Ribu, Perumnas Sudah Bangun 16 Ribu Rumah
Hingga Juli lalu, inflasi tahun berjalan tercatat 3,21 persen secara tahunan (year-on-year) dan 1,76 persen year-to-date. Inflasi komponen inti sebesar 0,34 persen mtm dan 3,49 persen yoy.
Proyeksi inflasi hingga pekan ketiga Agustus masih berada dalam target yang ditetapkan Bank Indonesia, yakni empat persen plus minus satu persen. (dee/c11/noe/jos/jpnn)
BACA JUGA: Siap-siap, SPBU tak Sediakan Premium Lagi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menurut Ketua Pelinting Sigaret, Kenaikan Harga Rokok yang Wajar adalah...
Redaktur : Tim Redaksi