BI Kembangkan Ekonomi Syariah Lewat Pesantren

Rabu, 13 September 2017 – 01:28 WIB
Bank Indonesia. Foto: Ilana Adi Perdana/Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Timur terus mendorong pengembangan ekonomi syariah.

Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah menyatakan, salah satu wujud pengembangan ekonomi syariah yang sudah terlihat di Jatim ialah pendirian koperasi pondok pesantren.

BACA JUGA: Transaksi Nontunai di Balikpapan Lamban

Beberapa pesantren di Jatim sudah ada yang mendirikan koperasi tersebut.

’’Harapan kami, koperasi pondok pesantren bisa seperti Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jadi, semacam lembaga keuangan swadaya,’’ katanya, Senin (11/9).

BACA JUGA: Pembentukan Karakter tak Semata Persoalan Agama

Keberadaan koperasi tersebut juga bisa mendukung aktivitas perekonomian di dalam pondok pesantren.

’’Belum lama ini juga ada temu bisnis usaha antarpesantren. Kami berupaya membangun model kerja sama usaha antarpesantren sehingga bisa bersinergi satu sama lain,” imbuh Difi.

BACA JUGA: Tambah Kas Titipan di Bumi Flobamora, BI Siapkan Rp 100 M

Pihaknya juga tengah mengembangkan standar akuntansi untuk pesantren.

’’Mudah-mudahan tahun ini bisa jadi draf sehingga tahun depan bisa dipakai, terutama yang menyangkut keuangan pesantren,’’ kata Difi.

Kepala Advisory Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Jawa Timur Taufik Saleh menambahkan, terdapat 6.003 pesantren dengan jumlah santri 965.646 orang di Jatim.

Selain itu, di Jatim terdapat institusi keuangan delapan bank umum syariah, 89 bank perkreditan rakyat syariah, dan 519 BMT.

Selain itu, ada modal ventura syariah serta pegadaian dan leasing syariah.

’’BI melihat itu sebagai potensi yang bisa digerakkan untuk mendukung ekonomi syariah di Jatim,’’ paparnya.

Dia menyebut ada beberapa sektor yang bisa dikembangkan melalui ekonomi syariah.

Antara lain, pertanian, fashion, energi terbarukan, dan pengembangan pariwisata halal.

Apalagi sejalan dengan pertumbuhan kredit pada semester pertama yang hanya 6,51 persen.

Namun, khusus di sektor pertanian, pertumbuhan kredit melampaui hingga 20,35 persen.

’’Jadi, ini relevan untuk memperkuat sektor pertanian yang terintegrasi,’’ jelas Taufik. (res/c15/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Menguat hingga Akhir Tahun


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler