jpnn.com - JAKARTA – Bank Indonesia (BI) meminta perbankan nasional meningkatkan alokasi kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). BI menargetkan, pertumbuhan kredit UMKM meningkat menjadi lima persen pada 2015, 10 persen pada 2016, dan 20 persen pada 2018.
Hingga Agustus, jumlah bank yang memenuhi porsi kredit UMKM 10 persen mencapai 100 bank. Perbankan juga tidak sulit menggarap segmen tersebut karena baru 22 persen di antara total 57,8 juta UMKM di Indonesia yang memiliki akses kredit perbankan.
BACA JUGA: Pertamina Dapat Bagi Hasil Khusus Natuna
Pangsa kredit UMKM saat ini baru 19,7 persen di antara total kredit perbankan. Hingga triwulan sebelas lalu, total kredit UMKM mencapai Rp 827,3 triliun. Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan II lalu mencapai 8,3 persen (year-on-year).
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo berharap kucuran likuiditas bank terus meningkatkan kontribusi sektor UMKM ke produk domestik bruto (PDB). Saat ini kontribusi UMKM ke PDB mencapai 60,3 persen. ’’Kalau bisa, jumlah itu naik menjadi 80 persen,’’ katanya.
BACA JUGA: Pasar Furnitur Premium Terdongkrak Apartemen
Menurut Agus, 5,18 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua disumbang kawasan Jawa dan Sumatera. Karena itu, perlu didorong penguatan peran daerah lain melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. ’’Itu menjadi quick wins,’’ katanya.
Dengan bertumpu pada sektor UMKM, diharapkan ketahanan ekonomi rumah tangga dapat meningkat sekaligus tercipta lapangan kerja baru. Sekitar 97 persen angkatan kerja di Indonesia bekerja di sektor UMKM.
BACA JUGA: Tertekan The Fed, IHSG Berada di Zona Merah
’’Dari sisi ekspor, kami yakin ekonomi kreatif bisa berkontribusi sampai tujuh persen. Itu tidak usah menunggu infrastruktur dan transfer teknologi, tinggal dikembangkan saja,’’ ungkap mantan menteri keuangan tersebut. (dee/c5/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNI Syariah Hadirkan TapCash Edisi Khusus
Redaktur : Tim Redaksi