BI Minta Indonesia Timur Ubah Produk Ekspor

Jumat, 08 Agustus 2014 – 09:01 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Lesunya pasar ekspor komoditas pertambangan menjadi salah satu penyebab melorotnya pertumbuhan ekonomi. Padahal, hingga kini kontributor ekspor terbesar Indonesia masih bergantung pada produk sumber daya alam (SDA). Tidak pelak, Bank Indonesia (BI) makin mendorong daerah untuk melakukan diversifikasi produk ekspornya selain SDA, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengarahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan rapat kerja kajian ekonomi dan keuangan regional (KEKR) bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam rapat tersebut, pihaknya bakal membahas isu regional khususnya yang berdampak pada akselerasi pengembangan ekonomi daerah.

BACA JUGA: Pasokan Solar Terancam Stop, PLN Diminta Alihkan ke Gas

"Isu strategisnya misalnya invesntasi. Adanya penurunan kinerja ekspor berbasis sumber daya alam, saat ini menjadi salah satu latar belakang diselenggarakan KEKR ini. Kami juga menginginkan diversifikasi di kawasan timur Indonesia," tuturnya di Gedung BI, kemarin (7/8).

Menurut Peter, ketergantungan daerah pada ekonomi berbasis sumber daya alam tanpa diolah, telah menyebabkan ekonomi melambat sejak awal tahun.

BACA JUGA: 750 Perusahaan Investasi Diduga Bodong

"Harapan kami di kawasan timur tidak menggantungkan lagi pada sumber daya alam. Nilai tambahnya kan tidak terlampau tinggi. Dengan adanya diversifikasi harapannya bisa lebih baik untuk ekonominya," ucap Peter.

Saat ini, papar Peter, sumbangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah timur Indonesia terhadap perekonomian nasional masih kecil. Secara keseluruhan hanya 18 persen. Jauh dibandingkan dengan DKI Jakarta saja yang menyumbang hingga 20 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

BACA JUGA: Indeks Saham Tunggu Transisi

Peter menambahkan, dalam rapat KEKR tersebut rencananya dihadiri Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kepala BKPM Mahendra Siregar, dan Dewan Gubernur BI. Sedangkan perwakilan pemerintah daerah mencakup asosiasi gubernur, walikota, dan bupati.

"Hasil rapat kerja diharapkan bisa memunculkan ide-ide untuk melahirkan kebijakan guna mengganti fokus ekonomi kawasan timur, yang tidak cuma mengandalkan tambang. Diharapkan juga nanti ada kesepakatan antara pusat, BI, dan pemda, apa-apa yang pelru kita koordinasikan untuk mendorong ini," tambahnya.

Selain itu, rapat kerja yang diadakan di Manado ini juga akan membahas isu rutin KEKR seperti pengendalian inflasi nasional. Pasalnya, kontribusi inflasi luar Jawa telah mencapai 60 persen.

"Kemudian ada juga pembahasan dari sisi keuangan sistem pembayaran jasa keuangan daerah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan dan kinerja fiskal daerah," tandasnya. (gal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Berharap PLN Sanggup Bayar Selisih Harga Solar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler