jpnn.com - JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus tertekan dalam dua hari terakhir ini. Menyikapi hal itu Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo menyatakan bahwa pihaknya terus memantau pergerakan nilai rupiah.
Menurutnya, perubahan rupiah bisa saja terus terjadi. "Kita terus mewaspadai perkembangan yang terjadi. Kemarin ini ada gejolak yang utamanya karena kondisi global," ujar Agus di kompleks Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (21/8).
BACA JUGA: Bank Mulai Jual Rp 11.000/USD
Agus menambahkan, saat ini yang perlu diperhatikan pemerintah adalah perkembangan neraca pembayaran dalam negeri. Ia memastikan BI juga akan tetap menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"BI akan terus merespons dalam bentuk kebijakan di bidang moneter, termasuk dalam bentuk makro prudential. Kita akan jaga inflasi," lanjutnya.
BACA JUGA: BUMN Miliki Pabrik Bioetanol Pertama
Diberitakan sebelumnya, pada perdagangan pasar uang kemarin (20/8), rupiah ditutup melemah 339 poin (3,23 persen) dibanding hari sebelumnya, menuju level 10.828,5 per USD. Sedangkan di pasar uang Singapura, rupiah bahkan sudah ditransaksikan di kisaran 11.000 per USD.
Selain rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) ikut jeblok. Dalam dua hari berturut-turut, pelemahan indeks saham mencapai lebih dari 8 persen. Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia kemarin, IHSG melemah 138,5 poin (3,21 persen) ke level 4.174,98. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Berdikari Ikut Jual Daging Sapi Murah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berdikari Berhasil Ekspor 160 Ton Kakao per Minggu
Redaktur : Tim Redaksi