Biaya Operasional Bakal Naik, BOS Tetap

Setelah Pemerintah Memastikan Jumlah Jam Belajar Ditambah

Sabtu, 17 November 2012 – 06:18 WIB
Foto: Dok.JPNN
JAKARTA - Pada kurikulum 2013 nanti sudah dipastikan jam belajar akan ditambah untuk semua jenjang. Dengan penambahan jam belajar itu, biaya operasional di setiap sekolah bakal naik. Namun pemerintah belum merencanakan menaikkan unit cost dana bantuan operasional sekolah (BOS).

Kepastian penambahan jam belajar tidak akan mempengaruhi unit cost dana BOS ini disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim.

"Penambahannya kan tidak signifikan, jadi belum sampai mempengarui biaya operasional secara signifikan juga," ujarnya kemarin (16/11).

Musliar mencontohkan, untuk kelas I, IV, V, dan VI SD lama jam belajar bertambah empat jam pelajaran per pekan (1 jam pelajaran setara 35 menit). Sedangkan untuk jenjang SMP jam  belajar naik 6 jam pelajaran per pekan (1 jam pelajaran setara 40 menit). Sementara untuk tingkat SMA masih digodok.

"Dari data tadi, penambahannya kan tidak lama," tegas mantan rektor Universitas Andalas (Unand), Padang itu. Dengan catatan itu, Musliar berharap pihak sekolah tidak mempersoalkan potensi kenaikan biaya operasional sekolah yang tidak diikuti kenaikan unit cost dana BOS.

Musliar menegaskan unit cost dana BOS 2013 sudah ditetapkan dan tidak dirubah. Unit cost dana BOS jenjang SD ditetapkan sebesar Rp 580 ribu per siswa per tahun. Sedangkan untuk jenjang SMP dipatok senilai Rp 710 ribu per siswa per tahun.

Musliar mengatakan seluruh pengelola sekolah harus memahami bahwa penambahan jam pelajaran ini cukup penting.

Diantaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa dilepaskan dengan lamanya siswa belajar di sekolah. Alasan berikutnya adalah, pada kurikulum 2013 nanti terjadi perbuahan konsep pembelajaran.

"Jam belajarnya diperpanjang karena proses pembelajaran berubah dari siswa diberi tahu ke siswa mencari tahu," tutur Musliar. Penambahan jam belajar ini juga sudah melalui pembahasan dengan pakar psikologi pendidikan.

Dengan demikian, tudingan jika penambahan jam belajar ini akan membuat siswa menjadi stres sudah tidak relevan.

Menurutnya jika guru mampu menerapkan kurikulum 2013 dengan tepat, pembelajaran akan terasa menyenangkan walau jamnya ditambah. Saking menyenangkannya, Musliar menjamin nanti bakal ada siswa yang betah berlama-lama di sekolah. "Bisa jadi ada anak SD yang menangis kalau diajak pulang pulang," pungkas dia.

Selain dua alasan tadi, penambahan jam belajar ini diputuskan karena pemerintah mengikuti kecenderungan negara-negara lain. "Negara-negara lain juga menambah jam pelajaran akhir-akhir ini. Seperti di AS dan Korea Selatan," papar Musliar.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, lama jam belajar di Indonesia sangat singkat (lihat grafis). Organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD) melansir ranking lama jam belajar di sekolah untuk anak umur 7-14 tahun (SD-SMP).

Dari 35 negara yang di-ranking, Indonesia menempati posisi 27 dengan lama jam belajar 6.000 jam/tahun. Dengan penambahan jam tadi, Musliar berharap posisi Indonesia bisa terkerek. (wan)

Lama Jam Belajar Sekolah Di Sejumlah Negara

Peringkat Lima Besar

1. Chili : 8.600 jam/tahun
2. Australia : 7.900 jam/tahun
3. Israel : 7.600 jam/tahun
4. Belgia dan Belanda : 7.500 jam/tahun
5. Italia : 7.400 jam/tahun
---
27. Indonesia : 6.000 jam/tahun

Keterangan:
- Lama jam belajar di sekolah untuk anak usia 7 sampai 14 tahun (SD-SMP).
- Rata-rata lama belajar di negara-negara anggota OECD (organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan) adalah 6.900 jam/tahun.
- Indonesia harus meningkatkan 15 persen jam belajar untuk mengejar rata-rata OECD.

Sumber: Kemendikbud
BACA ARTIKEL LAINNYA... PGRI Gembleng Guru dengan Kode Etik Baru

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler