Bicara Cadangan Devisa Era Prabowo, Arief Poyuono Singgung Era Mulyono

Senin, 28 Oktober 2024 – 21:19 WIB
Arief Poyuono mengomentari tamsil pilot ala Jokowi di forum HUT ke-58 Golkar. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - Praktisi politik ekonomi Arief Poyuono bicara soal cadangan devisa negara yang harus bisa dicapai pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun ke depan.

Menurut Arief, cadangan devisa Indonesia di masa pemerintahan Prabowo harus bisa mencapai angka 300 miliar dolar AS (USD) dalam lima tahun.

BACA JUGA: BI Buka-bukaan soal Kabar Terkini Cadangan Devisa

"Artinya setahun harus meningkat 30 miliar dolar AS. Ini syarat mutlak kalau rakyat mau sejahtera dan menghindari mindle trap income," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Senin (28/10/2024).

Menurut ketua FSP BUMN Bersatu itu, cadangan devisa negara dari era Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) memang terus meningkat.

BACA JUGA: Ipda Rudy Soik yang Dipecat Polda NTT Ditemani Keponakan Prabowo di Komisi III DPR

Walakin, peningkatan itu menurutnya belum sebanding dengan potensi yang dimiliki Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya.

Dia lantas menyoroti peningkatan jumlah devisa negara pada era Presiden Jokowi alias Mulyono -nama kecil Joko Widodo.

BACA JUGA: Harga Emas Hari Ini Meroket Tajam, jadi Sebegini Per Gramnya

"Era Mulyono 10 tahun, cadangan devisa cuma 149,9 miliar dolar AS (September 2024)," ucapnya.

Bila dibandingkan cadangan devisa Indonesia saat awal pemerintahan Presiden Jokowi pada 2014, yakni sekitar 111 miliar dolar AS, maka kenaikannya cuma sekitar 38 miliar dolar AS.

"Ini bicara fakta. Thailand saja yang jualan beras, gula, dan pariwisata, cadangan devisanya 240 miliar USD, padahal era Jokowi ekspor komoditas CPO, batu bara, nikel dll besar-besaran selama 10 tahun," tuturnya.

"Masa Indonesia dengan kue ekonomi yang dua kali lipat dari Thailand, bisa kalah sama Thailand," lanjut mantan waketum Partai Gerindra itu.

Belum lagi, kata Arief, bicara PDB per kapita Indonesia yang hanya mencapai Rp 75 juta atau USD 4.919,7 pada 2023, berbanding jauh dengan Thailand yang mencapai USD 7.801,4 atau Rp 117 juta pada 2023.(fat/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler