Bicara Soal Budaya, Rano Ungkit Kisah Bung Karno dan Pak Marhaen

Selasa, 16 Juni 2020 – 15:01 WIB
Rano Karno. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Fraksi PDI Perjuangan Rano Karno menyatakan bahwa kebudayaan adalah identitas utama alias DNA sebuah bangsa yang berdaulat, memiliki peran strategis dalam ketahanan sebuah negara.

"Kebudayaan itu adalah DNA sebuah bangsa," kata Rano Karno saat menjadi pembicara dalam webinar dengan tema Rakyat Sumber Kebudayaan Nasional yang digelar dalam rangkaian kegiatan Bulan Bung Karno 2020, Selasa (16/6).

BACA JUGA: Menpora Ucapkan Terima Kasih kepada Rano Karno

Seniman film Indonesia itu menyebut, dunia perfilman adalah salah satu bagian dari ekspresi kebudayaan. Sejak zaman perjuangan Indonesia, film menjadi sebuah strategi untuk memajukan sebuah kebudayaan nasional.

"Jadi film itu bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi ada tujuan," katanya.

BACA JUGA: Para Tokoh Nasional Peringati Bulan Bung Karno dan 7 Tahun Wafat Taufiq Kiemas

Di UU Nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman, diatur bahwa film sebagai karya seni budaya memiliki peran strategis dalam meningkatkan ketahanan kebudayaan bangsa.

"Jadi tujuan utamanya adalah menjaga keutuhan kebudayaan bangsa daripada serangan budaya lain. Itu tujuan utamanya. Dan kesejahteraan rakyat lahir batin untuk memperkuat ketahanan nasional. Jadi ini untuk self defense agar ideologi kita tidak terganggu. Karena itu negara bertanggung jawab memajukan perfilman," ulasnya.

BACA JUGA: PDIP Siapkan Lomba Menarik di Bulan Bung Karno

Berkaitan dengan Bung Karno, Rano Karno membahas soal sosok marhaen yang ceritanya menjadi basis dari marhaenisme di kalangan nasionalis. Rano mengatakan barangkali banyak yang bertanya mengenai seorang Pak Marhaen.

Dia menerangkan, Marhaen adalah petani sederhana berbaju lusuh yang ditemui Bung Karno sedang bekerja di sawah.

Bung Karno menyapanya dan bertanya soal kehidupannya.

"Bung Karno menyebut namanya Marhaen. Marhaen seorang petani kurus kering. Dan dari situ Bung Karno merasakan tercetus ilham. Aku akan menamakan seorang yang bernasib malang seperti dia adalah Marhaein," kata Rano.

Menurut dia, hasil pemikiran Bung Karno itu yang membuat lahirnya ideologi marhaenisme. Menurut dia, hal ini adalah bentuk penemuan budaya. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler