Big Brother: Ketika Donnie Yen Berhadapan dengan Murid Nakal

Jumat, 07 September 2018 – 23:59 WIB
Poster film Big Brother. Foto: YouTube

jpnn.com - Keahlian Donnie Yen pada seni bela diri membuatnya menjadi aktor andalan untuk film aksi. Yen pun turut membintangi beberapa film Hollywood. Misalnya, Rogue One: A Star Wars Story (2016) dan xXx: Return of Xander Cage (2017).

Namun, film terbarunya, Big Brother, memberi warna baru. Film tersebut disutradarai Kam Ka-Wai. Yen dan Ka-Wai pernah bekerja sama sebelumnya. Yakni, dalam film Ip Man 2 (2010) dan Flash Point (2007). Kali ini Yen berperan sebagai Henry Chen, mantan tentara yang menjadi guru di sebuah sekolah di Hongkong.

BACA JUGA: Nagita Pengin Punya Anak kembar, Begini Respons Raffi Ahmad

Chen mengajar tanpa pengalaman sedikit pun sebagai seorang guru. Tapi, dia punya karisma dan kurikulum yang unik. Murid-murid bandel yang mendominasi sekolah itu pun dibuat takluk olehnya.

Chen berani masuk lebih dalam ke kehidupan anak-anak didiknya. Terlebih, anak-anak itu punya latar belakang kehidupan rumah yang berantakan. Sebagai seorang guru, Chen punya gaya yang badass: mengendarai motor, punya tato, pakai jaket denim, celana jins, dan tahu pergaulan murid-muridnya. Mereka menyebut Chen dengan sapaan ”big brother’’. ’’Kamu bisa melakukannya!’’ kalimat itu adalah jargon andalan Chen.

BACA JUGA: Pesona Tatjana di Video Musik Terbaru Tulus

Chen berjuang membuat anak-anak tersebut punya citra yang bagus di mata pemerintah. Jika tidak, pemerintah akan menutup sekolah tersebut. Tanah sekolah yang dijual murah menjadi incaran mafia untuk dijadikan kondominium.

Kisah yang ditawarkan Big Brother mungkin terkesan cheesy. Namun, Yen berhasil mengeksekusinya dengan apik. ’’Dia adalah gabungan dari Edward James Olmos dalam film Stand and Deliver (1988) dan Jack Black dalam School of Rock (2003),’’ kata Cary Darling, kolumnis di Houston Chronicle.

BACA JUGA: Sule Bantah Berselingkuh dengan Pramugari

Secara garis besar, film tersebut memotret pendidikan di Hongkong yang kurang terekspos. Kemudian membungkusnya dengan cerita yang kocak dan mengharukan. ’’Kami berurusan dengan sistem edukasi Hongkong dalam film, tapi gol utamaku adalah mengingatkan penonton bahwa hidup itu indah,’’ ujar aktor yang juga merangkap sebagai produser itu seperti dilansir South China Morning Post.

Lalu, bagaimana skill bela diri ala Yen? Tenang saja. Aksi bela diri menjadi bumbu penyedap film itu. Karena hanya sebagai penyedap, porsinya pun tidak banyak. ’’Fans film aksi mungkin sedikit kecewa, tapi dalam hal ini, masa bodoh dengan mereka. Tidakkah seseorang berpikir tentang anak-anak?’’ tulis Andrew Todd, kolumnis Birth Movies Death.

Salah satunya ketika Chen berhadapan dengan mafia dan juara MMA. Aksi itulah yang membuat film tersebut berbeda dengan drama ala sekolah pada umumnya. Stephen Chow adalah contoh hebat dalam hal ini.

”Kamu tertawa selama filmnya, tapi film itu bukan hanya komedi menggelitik. Tapi juga punya pesan yang disampaikan. Itulah yang aku harap bisa tercapai dalam film ini,’’ imbuhnya.

Yen memang menjadi aktor yang paling menonjol dalam film tersebut. Namun, jangan lupakan kehadiran aktor-aktor muda yang turut membintangi. Misalnya, Bruce dan Chris Tong, putra kembar selebriti Hongkong, Kent Tong.

Penggemar drama Hongkong juga akan familier dengan wajah Wu Fung, Billy Lau Nam-Kwong, dan Alfred Cheung Kin-Ting. Juga ada aktris Taiwan Joe Chen sebagai pemeran utama perempuan. Meskipun perannya tak terlalu penting dalam plot cerita. (adn/c25/jan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... The Nun: Seramnya Bisa Bikin Stres


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler