jpnn.com - The Nun berfokus menceritakan siapa sebenarnya Valak. Iblis tersebut digambarkan sebagai yang paling mengerikan sekaligus kuat. Penampilannya menyerupai biarawati dengan wajah seram.
Film dibuka dengan rentetan kasus kematian biarawati di sebuah biara di pedalaman Rumania. Pihak Vatikan lalu mengutus Pastor Burke dan Suster Irene yang belum disumpah ke sana. Mereka dinilai bisa menangani kasus tersebut. Burke sering menangani kasus ganjil yang berhubungan dengan roh, sementara Irene punya indra keenam yang kuat.
BACA JUGA: Searching: Sajikan Ketegangan Hanya lewat Layar Monitor
Di Rumania, mereka dipandu penduduk setempat. Yakni, petani Maurice Theriault alias Frenchie. Ketiganya menyusuri jalan yang jauh untuk sampai ke biara. Naik kereta kuda, melewati bukit, dan berjalan kaki. Rutenya seram. Rombongan itu harus menerabas hutan dan area makam sebelum sampai di biara. Sambutan dari suster kepala biara tersebut juga tidak menyenangkan.
Biara itu, sesuai desas-desus warga, merupakan sarang setan. Sejak hari pertama tiba di biara, mereka ”digoda”. Mulai mendengar radio menyala sendiri, diajak petak umpet oleh makhluk jadi-jadian, sampai ”tersedot” ke peti mati.
BACA JUGA: Film Sakral Jadi Debut Olla Ramlan di Layar Lebar
Di antara film The Conjuring lain, The Nun punya setting paling tua. Yakni, era 1950-an alias pascaperang. Di film, beberapa bagian di biara yang dikunjungi Burke dan kawan-kawan diceritakan hancur karena bom.
Ceritanya pun berfokus ke biara di Rumania itu. Sutradara Corin Hardy layak diapresiasi karena benar-benar melaksanakan syuting di bangunan nyata Rumania. Bukan hanya di studio.
BACA JUGA: Sebelum Iblis Menjemput: Dua Gadis Cantik Tertawa Kesetanan
The Nun sesuai dengan rentetan trailernya (yang menuai protes). Mengagetkan. Dari latar gelap dan sunyi, tiba-tiba muncul suara. Sosok iblisnya pun nongol tiba-tiba. Bukan cuma satu–dua kali. Melainkan, mulai awal hingga akhir.
Kaget, iya. Apakah seram? Relatif. Buat yang tidak suka film horor, The Nun bisa bikin stres. Namun, untuk yang biasa saja atau horror junkie, film berdurasi 96 menit itu bisa ditoleransi. Tidak ada ”oleh-oleh” yang membayangi setelah menonton film tersebut.
Para kritikus punya pandangan beragam tentang film Valak itu. Kolumnis Entertainment Weekly Dana Schwartz menilai tensi cerita di film The Nun tidak seintens film The Conjuring lainnya.
Di sisi lain, Harry Windsor dari Hollywood Reporter menilai cerita dalam film tersebut bersih. Tidak ada akhir yang menggantung. ”Lokasi syutingnya sangat oke dan mendukung film seperti itu,” imbuhnya.
Sayang, cerita tersebut tidak didukung dengan plot yang logis. ”Hantu, iblis, dan halusinasi muncul begitu saja. Watak tiap-tiap karakter jadi tertutupi,” ulas kontributor New York Times Ben Kenigsberg.
Skor The Nun pun menjadi yang paling rendah di antara jagat film horor James Wan (penulis naskah The Nun dan sutradara The Conjuring). Di Rotten Tomatoes, ia meraih skor 50 persen. Sedangkan di IMDb, skornya hanya 7. (fam/c11/jan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syuting Horor Menguras Fisik dan Mental
Redaktur & Reporter : Adil