jpnn.com, JEMBRANA - Komoditas kakao Jembrana, Bali merupakan Desa Devisa pertama yang mendapat pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.
Pelatihan dan pendampingan yang diberikan LPEI kepada para petani kakao, anggota dan pengurus koperasi, yang tergabung dalam Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS), merupakan cikal bakal Desa Devisa Kakao Jembrana yang berlokasi di Desa Nusasari, Kabupaten Jembrana, Bali.
BACA JUGA: Data Pribadi Dibuka Oleh Oknum di Instansi, Wirang Birawa Meradang: Getol Amat
Sepanjang 2021, salah satu kendala kesulitan yang dihadapi para petani kakao di Jembrana adalah penurunan tingkat produksi.
Hal ini lantaran faktor perubahan iklim, terutama dampak dari fenomena La Nina, yang mengakibatkan curah hujan yang sangat tinggi, sehingga mengakibatkan rontoknya bunga dan bakal buah yang layu karena curah yang tinggi dan kondisi kebun yang lembab.
BACA JUGA: Arti Mimpi Tidur dengan Bos, Hingga Bercinta di Tempat Umum, Wow!
Pada 2021 Koperasi KSS berhasil melakukan ekspor ke sejumlah negara wilayah Eropa yaitu Belgia dan Belanda, Jepang, dan Amerika Serikat dengan total pengiriman mencapai 12,5 ton.
Jika dibandingkan dengan sebelumnya pada 2020, Koperasi KSS pada 2021 ini mendapatkan peluang untuk masuk ke pasar Amerika Serikat.
BACA JUGA: Garap Pasar Global, LPEI Gandeng Kadin Beri Pelatihan Ekspor Untuk UMKM
“Peluang bagi kami di Koperasi KSS untuk bisa masuk ke pasar Amerika, sekaligus juga tantangan yang dihadapi oleh koperasi berkaitan dengan adanya pemenuhan aturan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Tapi kami bangga karena mampu menembus pasar Amerika di tengah kondisi pandemi,” ujar Ketua Koperasi KSS, I Ketut Wiadnyana.
Untuk tahun ini Koperasi KKS mempunyai target setidaknya hasil produksi biji kakao fermentasi kering mencapai 75 ton.
"Kami juga sedang melakukan beberapa persiapan untuk ekspor ke Valrhona, Perancis," serunya.
“Semoga di tahun 2022 komoditas Indonesia dapat terus meningkatkan daya saing di pasar global dan menghasilkan eksportir-eksportir baru melalui program Jasa Konsultasi LPEI,” harap Corporate Secretary LPEI, Agus Windiarto.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy