jpnn.com - PEKANBARU — Satgas Karhutla menemukan sebuah bedeng sawit di tengah hutan yang sudah gundul akibat terbakar di kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Di sekitar bedeng petugas juga menemukan bibit sawit. Dan ada juga yang sudah ditanam. Karena mendirikan bangunan dan menanam sawit secara ilegal di kawasan hutan taman nasional, petugas pun membakar bedeng tersebut.
BACA JUGA: Tiga Hari Terapung di Selat Malaka, Alhamdulillah Selamat
Petugas menduga bedeng itu diduga tempat para pelaku pembakar hutan dan lahan. Di sekeliling bedeng terlihat bekas lahan yang sudah dibakar, dan sebagian sudah ditanami bibit sawit.
Didekat bedeng juga ada tempat pembibitan sawit, dan alat-alat semprot hama tanaman, dan juga mesin air. Barang-barang ini disita dari bedeng yang sudah dibakar tim, ada juga kawat kassa, gergaji mesin.
BACA JUGA: PARAH! Lima Remaja Ini Bikin Ulah di Masjid
Satgas yang terdiri dari TNI AU, AD, dan juga Reskrimsus Polda Riau yang melihat bedeng ini dari udara dengan menggunakan Heli Puma TNI AU tail number HT-3310 langsung turun dan menyelidiki bedeng yang sudah ditinggal pemilik.
‘’Kami bakar supaya masyarakat benar-benar tahu ini kegiatan yang merugikan banyak orang, dan merugikan Negara,’’ kata Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Henri Alfiandi kepada Riau Pos (Jawa Pos Group), Selasa (19/7).
BACA JUGA: Lantamal V Siapkan Lahan untuk Fasilitas Militer Baru
Diharapkan upaya membakar hutan dan lahan ini bisa dihentikan, tanpa harus ada korban berjatuhan dari dampaknya. ‘’Ini pesan-pesan keras yang kami buat, dengan membakar bedengnya dan mengambil peralatannya, kami rasa cukup membuat jera, kedepan kami aka nada strategi lain untuk mengantisipasinya,’’ tegasnya.
Diharapkan Henri yang juga merupakan Dan Satgas Udara, ada operasi tangkap tangan, disaat ada oknum yang membakar itu pihaknya langsung mendapatkan orangnya dan diproses hukum. ‘’Ini yang ingin saya inginkan, tapi sampai detik ini kita tidak menemukan,’’ ujarnya geram.
Danlanud pun tidak tahu, mengapa tidak ada penghuninya bedeng-bedeng yang sudah dibakar sebelumnya, maupun bedeng baru yang dibakar. ‘’Entah bersembunyi dimana mereka, nanti aka nada strategi lain untuk menangkap orangnya didalam hutan yang sedang melakukan pembakaran,’’ tegasnya.
Aksi tindakan pencegahan terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ini disampaikan Danlanud, akan terus dilakukan oleh Satgas Siaga Darurat Karhutla. Dan lahan yang sudah dibakar itu langsung dipasang papan larangan, serta police line di kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Tim yang melakukan patrol udara yang membakar bedeng itu, beranggotakan personel dari Lanud Roesmin Nurjadin, Yonko 462 Paskhas dan Polda Riau terbang dengan menggunakan Heli Puma TNI AU tail number HT-3310 yang dipiloti Kapten Pnb Nodhi Bayu dan Co-pilot Lettu Pnb Bima Whresni Wira menuju wilayah kawasan hutan TNTN.
“Tim yang berangkat tadi, selain melaksanakan tugas patroli udara, mereka juga memeriksa kembali areal lahan yang sebelumnya telah dipasangi papan larangan serta police line”, tambah Danlanud.
Danlanud menambahkan hal ini perlu terus dilakukan, sebagai langkah pencegahan agar lahan atau area yang telah terbakar dan dipasangi police line tidak terbakar atau dibakar lagi.
Selain itu, Danlanud juga mengharapkan bahwa aksi yang dilaksanakan oleh tim ini dapat memberikan efek jera serta menyadarkan para oknum pembakar lahan bahwa apa yang mereka lakukan itu melanggar hukum dan ada sanksinya.
“Kami, seluruh anggota Satgas Siaga Darurat karhutla Provinsi Riau ingin membuktikan kepada masyarakat Riau bahwa kita bekerja untuk mereka, karena ini sudah menjadi amanat negara serta perintah dari pimpinan tertinggi yaitu Presiden RI untuk bersatu padu menyelesaikan masalah Karhutla,” tegas Henri.
Senada dengan Danlanud, Kalaksa BPBD Riau Edwar Sanger juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan hari ini merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan oleh Satgas dalam mencegah terjadinya Karhutla.(RP/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Tuntaskan Delapan Kasus Korupsi Tahun Ini
Redaktur : Tim Redaksi