jpnn.com - SIMALUNGUN - "Selamat tinggal ma, pa, bang dan teman-teman..."
Demikian pesan yang ditulis tangan oleh Feby Ajeng Puspita, 12, di secarik kertas sebelum ia mengakhiri hidupnya dengan meminum racun.
BACA JUGA: Satgas Yonif 400/Raider Gelar Karya Bhakti di Papua
Informasi dihimpun Metro Siantar (JPNN Group) di rumah duka di Nagori Purba Ganda, Kecamatan Bandar, sebelum meminum racun tersebut, Feby awalnya merengek karena ditinggal ibunya yang bepergian ke acara PKK di Puskesmas di Nagori Purba Ganda, Sabtu (5/9) pagi lalu.
Sejumlah warga sekitar yang ditanyai mengaku melihat ibu korban, Henny, 41, hendak berpergian. Saat itu Feby merengek minta ikut. Namun, karena cuaca mendung disertai gerimis, ibunya menolak.
BACA JUGA: Miris Benar Nasib Pengungsi Ini, Satu Kamar Mandi untuk 55 KK
Namun Feby bersikeras minta ikut namun Henny tetap menolak. Henny pun meninggalkan Feby sendiri di rumah.
Nah, saat itu, sang ayahnya, Edi Syahputra, 41, sedang pergi ke sawah dan abangnya pergi bermain. "Jadi dia akhirnya sendirian di dalam rumah," kata seorang tetangga yang tak mau menyebutkan namanya.
BACA JUGA: Heboh! Pedagang Martabak Terbujur Kaku di Kasur
Entah karena kesal atau apa, Feby yang tak diajak sang ibu pergi akhirnya mengambil racun serangga milik ayahnya yang tersimpan disimpan di dapur. Racun itu biasa dipakai sang ayah untuk membunuh serangga di kolam ikannya.
Gelap mata. Feby pun meminumnya.
Beberapa saat kemudian Feby lemas. Saat tengah hari, sang bapak yang seorang petani ikan pulang.
Dia menemukan Feby terdiam dalam kamar. Tapi Edy merasa ada yang janggal dengan perlaiku Feby, apalagi dia mencium uap racun dari mulut korban. Tetapi Edy sama sekali tak menduga bila sang buah hati meminum racun tersebut.
Dia pun meninggalkan anaknya.
Namun, tak lama kemudian, Feby muntah-muntah dan mengerang kesakitan sambil memegang perutnya. Edi panik. Terlebih saat mencium bau racun di muntahan bocah SD ini.
Ketika didesak, baru korban mengaku. Segera korban dibawa ke bidan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Akan tetapi, sepulang berobat dari bidan, keadaan Feby malah semakin buruk. Wajahnya pucat dan lemah dan terus-menerus muntah. Oleh para tetangga, disarankan untuk berobat ke rumah sakit.
Sore itu, Feby dibawa ke RSUD Perdagangan. Naas, pukul 21.00 WIB, Feby menghembuskan nafas terakhir. (ag/jos/ara/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabut Asap, Kunjangan ke Danau Toba Makin Jeblok
Redaktur : Tim Redaksi