jpnn.com - Satu Syawal di ambang pintu. Berbagai pernik-pernik Lebaran pun mulai disiapkan. Kue-kue disusun, rumah-rumah berhias. Aneka keceriaan Idul Fitri menjadi tema yang marak diperbincangkan akhir-akhir ini.
* * *
BACA JUGA: Diet Tanpa Rasa Lapar
JIKA ada orang yang paling sibuk di keluarga itu, dia adalah dr Ida Surohadi SpKK. Saat ditemui di kediamannya yang asri di bilangan Wisma Mukti, Surabaya, istri Konsul Kehormatan Filipina di Surabaya Ir Eddy Surohadi tersebut tengah asyik menata taman untuk interior Lebaran. Beberapa sansevieria baru saja dipindahkan dari poly bag ke tanah gembur di bawah tangga. Dari ruang tamu, orang yang datang memang bisa menyaksikan tanaman-tanaman hijau yang menambah sejuk pemandangan rumah.
Sementara itu, angin semilir yang masuk melalui pintu yang dibuka lebar-lebar semakin menambah keasrian rumah berlantai empat tersebut. Angin yang berembus tidak hanya membawa kesegaran, tapi juga menyebarkan aroma sedap malam yang sengaja dipajang di sisi-sisi ruangan. Kesan rileks pun melekat begitu mendudukkan diri di sofa empuk nan nyaman di tengah ruangan.
BACA JUGA: Dapat THR, Habiskan Saja
”Sedap malam ini bunga kesukaan Ibu (Ida, Red),” ucap Eddy. Tak hanya di vas-vas ramping sudut ruangan, kembang putih itu pun diletakkan di atas meja bersama kue-kue kering dan hidangan lain. Perpaduan yang kompak antara nuansa putih dan furniturdengan dominasi krem membuat kesan ruangan menjadi hangat dan bernuansa klasik.
”Kalau Lebaran selalu ramai. Saya kan anak pertama, jadi saudara-saudara semua ngumpul di sini,” ujar Eddy. Kalau sudah berkumpul, tak tanggung-tanggung. Totalnya bisa mencapai 40–50 orang, mulai saudara kandung hingga anak cucunya. Belum lagi, rekan kerja Eddy dan Ida yang jumlahnya tidak sedikit. Rumah itu bakal kebanjiran tamu.
BACA JUGA: Bayi Bisa Lahir dengan Alergi
”Seminggu sebelum Lebaran, kami mulai prepare. Seperti sekarang, lagibenerin taman, dinding juga mau dipelamir,” tutur Ida. Untuk pemilihan bunga, Ida memang yang bertanggung jawab menyiapkan segala sesuatunya. Selain sedap malam, dia memilih beberapa kuntum mawar yang ditempatkan dalam mangkuk berisi air. Tak ayal, aroma bunga senantiasa tercium di penjuru ruangan.
”Saya ingin memunculkan kesan segar dan fresh dari bunga-bunga ini supaya orang yang datang merasa nyaman. Sering kalau ada tamu, mereka merasa nyaman. Hmm... Rumahnya wangi sekali. Haha,” ungkap Eddy.
Sebagai salah seorang tokoh penting di Surabaya, pencetus metode keilmuan Tetada Kalimasada itu memang kerap disambangi para tamu. Entah rekan bisnis, pejabat pemerintahan, ataupun warga Filipina yang menjadi tanggung jawabnya. ”Ada sekitar 500 orang Filipina di Surabaya,” paparnya.
Kondisi ruangan yang selalu segar juga diperkuat dengan pepohonan rindang di depan rumah. ”Saya ingin memberikan kesan yang alami. Makanya, ada taman dan bunga. Perabotan malah tidak terlalu banyak. Kanbanyak anak kecil yang bermain di sini,” ujar dia.
Untuk budgeting pun, biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Cukup sekitar Rp 5 juta untuk memperbarui taman, memasok bunga, atau mempercantik dapur dan memoles dinding.
Kebiasaan mempercantik ruangan setiap kali Lebaran juga kerap dilakukan Lia Afif, fashion designer. Kesan rumah yang nyaman dan homeymenjadi hal terpenting bagi Lia. Tak heran, sebulan sebelum Lebaran, persiapan menata dan mendekorasi ruangan agar terlihat lebih cantik pun dilakukan.
’’Sudah jadi ritual setiap tahun ya. Setidaknya ada yang terlihat berbeda dalam rumah. Biar gak bosan,’’ ujar Lia saat ditemui di kediamannya, Perumahan Galaxy Bumi Permai, kemarin (19/7).
Dengan rumah yang tidak terlalu besar, Lia memang pandai mengatur komposisi ruangan agar terlihat lebih luas. Salah satunya, untuk persiapan Lebaran, jauh-jauh hari Lia mengubah ruang keluarga dan ruang tamu tanpa sekat. ’’Kalau Lebaran jadi lebih enak berkumpul keluarga dan menerima tamu,’’ kata Lia.
Itu sebabnya, pada Lebaran kali ini, perempuan 39 tahun tersebut tidak banyak mengganti barang-barang lama dengan yang baru. Tetapi, Lia berusaha merestorasi perabotan lama terlihat baru. Mulai dinding, sofa, rak, hingga meja.
Salah satu yang dilakukan adalah mengganti cover sofa serta mengubah rak televisi yang tadinya tinggi menjadi lebih pendek agar terlihat lebih simpel dan luas. ’’Semua furnitur sama. Saya sama suami hanya mengganti cover. Yaaa, lebih memanfaatkan style lama menjadi baru,’’ terangnya.
Untuk mengubah style rumah, Lia mengatakan banyak bermain dengan warna dinding dan ornamen-ornamen pendukung. Kali ini Lia menggantiwallpaper ruang keluarga dengan warna cokelat yang tiga dimensi (3D) dipadu warna dominan hijau dan oranye.
Untuk mengatur space ruangan agar terlihat lebih leluasa, Lia sama sekali tidak memberikan sketsel (pembatas ruangan yang tidak permanen) antara ruang keluarga dan ruang makan. ’’Ini sengaja agar ada kesanwelcome buat tamu-tamu saat Lebaran,’’ tambahnya.
Mengubah tatanan ruangan dan mempercantik dengan ornamen-ornamen ruangan dilakukan Lia agar saat Lebaran ada suasana baru dan nuansa baru. Bahkan, Lia suka mengganti karpet dalam ruangan dengan warna terang oranye dan hijau dari Turki.
’’Saya nggak suka motif flower, tetapi lebih suka beli karpet motif abstrak agar bisa masuk ke semua ruangan dan warna,’’ paparnya.
Hal lain yang sangat diperhatikan Lia adalah stoples jajanan kue dan permen saat Lebaran. Dia mulai hunting membeli pernik-pernik stoples minimalis dengan tutup berwarna gold. Tidak hanya itu, cangkir-cangkir untuk para tamu juga disediakan khusus dengan warna oranye dan bentuk yang unik nan lucu.
Bahkan, penataan ruang makan tidak luput dari perhatian Lia. Sebab, saat Lebaran, para tamu yang datang selalu disambut layaknya keluarga. Dia tetap memberikan benang merah dengan aksen warna oranye pada kursi dan menambah lampu sorot di atas meja. Dengan begitu, para tamu lebih semangat saat bersantap menu Lebaran.
Tidak hanya itu, saat Lebaran tiba, Lia menyiapkan sofa khusus berwarna hitam sebagai tempat penerima tamu. Sofa hitam tersebut diberi ornamen selendang kain tenun Lombok dan karpet motif abstrak warna oranye. Agar lebih sedap dipandang mata, Lia menambahkan lukisan dinding yang terbuat dari benang. ’’Kain tenun ini sering saya ganti-ganti. Biasanya dipakai orang untuk foto-foto narsis keluarga dan tamu,’’ imbuhnya.
Lia menyatakan, ritual mempercantik ruangan saat Lebaran tersebut dilakukan agar keluarga dan tamu lebih nyaman ’’Ada yang bilang interior rumah mewakili karakter orang. Ya, kami ingin menunjukkan karakter keluarga yang ceria dan welcome,’’ papar Lia.
Tak heran, Lia menghabiskan anggaran cukup gede untuk mempercantik ruangan, mengganti wallpaper, mengubah cover perabotan, serta menambah aksen ruangan. Yakni, sekitar Rp 20 juta. ’’Yang paling mahalkan ganti wallpaper. Yang lain rata-rata kreativitas saja,’’ ujarnya. (Rima Gusriana-Septinda Ayu/c7/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Terhindar dari Tiga Kelompok Penyakit saat Mudik
Redaktur : Tim Redaksi