jpnn.com, JAKARTA - Kompetisi Bunga Internasional 2020 mulai bergulir. Pendaftaran bagi peserta ajang perlombaan dalam pemeliharaan taman bunga hidup tersebut resmi dibuka 14 November 2019. Menariknya Kompetisi Bunga Internasional 2020 atau International Flower Competition itu tahun ini melibatkan siswa Sekolah Dasar (SD) sebagai peserta.
Ade C. Nursafitri pendiri Yayasan International Flower Competition mengatakan bahwa keterlibatan anak SD agar menumbuhkan kembali rasa peduli kepada lingkungan sejak dini.
BACA JUGA: MNC Group Sapu Bersih Prime Time Terpopuler
"Penambahan kategori untuk anak SD ini komitmen luar biasa buat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan terutama bunga. Agar lingkungan cantik dan astri," kata Ade C. Nursafitri kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (14/11).
Hal senada disampaikan David F Audy CEO MNC Group selaku penyelenggara. Menurutnya, Kompetisi Bunga Internasional 2020 punya manfaat luar biasa bagi lingkungan. "Ini nantinya punya manfaat luar biasa, buat lingkungan dan keindahan. Bikin orang bahagia," ujarnya.
BACA JUGA: Taman Harmoni dengan Aneka Bunga Dunia, Ikon Baru Surabaya
Perwakilan SD seluruh Indonesia sudah bisa mendaftar untuk ajang Kompetisi Bunga Internasional 2020. Pendaftaran dibuka melalui tahapan online, untuk kemudian dinilai juri.
Para juri akan menilai taman bunga yang dipelihara dan dikelola anak SD hingga batas kompetisi nantinya. Taman yang dinilai adalah taman hidup yang ditanam, dipelihara, dan ditata oleh peserta.
Menariknya lagi, pemenang International Flower Competition 2020 bakal mendapat hadiah total Rp 1 miliar. Pengumuman pemenang disampaikan pada gala final yang diadakan tahun depan.
"Audisi kompetisi ini lewat submit, setelah dapat semi-finalis akan dinilai langsung ke sekolah tersebut untuk dilihat dan dipastikan itu taman bunga hidup, bukan hasil dekorasi," ucap salah satu juri, Zsa Zsa Yusharyahya.
"Kami akan menilai jenis bunga, biaya pemeliharaan, misalnya dengan biaya sederhana jadi bagus. Tidak ketinggalan imbasnya kepada lingkungan," tutupnya. (mg3/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra