jpnn.com, SEMARANG - Perbuatan baik dilakukan tak mengenal usia. Itu juga yang dilakukan mbah Sumiati Sastro Kaelan (69) dan Setyabudi Sutanto (72).
Dua lansia ini tampak terseok saat menaiki tangga teras rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Puri Gedeh, Semarang, hari ini.
BACA JUGA: Pemprov DKI Jakarta tak Memenuhi Janji, Akhirnya Ganjar Bertindak Sendiri
Membawa kardus besar di tangan, mbah Sumiati tampak cukup kesulitan menapaki anak tangga itu.
Semangat duo simbah ini patut diacungi jempol. Bukan karena tetap energik di usia senja, tetapi juga kepedulian sosialnya yang masih membara.
BACA JUGA: Kunjungi Para Mahasiswa Nias, Ganjar: Pak Bupati, Anakmu Sehat-sehat Semua
Pasangan suami istri berusia lanjut asal Jl Sidorejo Dr Cipto Kota Semarang itu sengaja mendatangi rumah dinas Ganjar Pranowo untuk menyampaikan bantuan.
Mereka membawa masker kain sebanyak 100 buah dan uang tunai Rp500.000.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Klaster Freeport Dimulai, Pemprov DKI Ingkar Janji? Telur Infertil
"Niki kulo mbeto masker (ini saya bawa masker). Niki duit sekedik monggo ditompo (ini uang sedikit silahkan diterima)," kata Sumiati saat bertemu Ganjar.
Selain itu, Sumiati juga memberikan surat pengantar serta buku hasil perjalanan spiritualnya.
Buku itu diakuinya ditulis oleh salah seorang cendekia Undip Semarang dan berisi pesan moral untuk bangsa dan bernegara.
"Alhamdulilah oleh duit aku (Alhamdulillah saya dapat uang)," tutur Ganjar sambil bercanda.
Namun belum selesai ngomong, Sumiati langsung menampis tangan Ganjar yang memegang amplop berisi uang sumbangannya. Dengan lucu, dia mengatakan bahwa uang itu bukan untuk Ganjar.
"Mboten nggo njenengan (bukan untuk kamu), cuma lewat saja," ucapnya disambut tawa terpingkal-pingkal Ganjar.
Sumiyati mengatakan tergerak untuk memberikan bantuan saat melihat video Ganjar. Salah satu kata yang membuatnya tergugah adalah saat Ganjar mengajak semua orang untuk ngrogoh roso kamanungsan (merengkuh rasa kemanusiaan) untuk membantu sesama di tengah pandemi COVID-19 ini.
"Lalu saya berdoa, supaya saya yang tua ini bisa ikut membantu. Ndilalah (kebetulan) ada anak-anak yang membuat masker dan dikasih saya, ada juga yang ngasih uang kemudian saya tabung dan saya berikan sekarang," ucapnya.
Meski tak banyak, tetapi masker dan uang tabungan itu lanjut Sumiati, diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menanggulangi COVID-19.
Bahkan, tak hanya memberikan bantuan, Sumiati juga menawarkan diri menjadi sukarelawan COVID-19.
"Saya dulu mantan perawat di RSUP Kariadi. Setelah suami kecelakaan di tahun 1975, saya keluar dan fokus merawat suami. Sekarang nganggur dan merasa tubuh masih sehat. Jadi tolong Pak Ganjar, saya mau jadi relawan untuk membantu tenaga medis menghadapi penyakit ini," ucapnya.
Apa yang disampaikan dua simbah itu membuat Ganjar terenyuh. Ia tak menyangka, meski usai senja, keduanya tetap peduli untuk ikut membantu dan bahkan mengajukan diri menjadi relawan.
"Saya terima bantuan masker dan uangnya ya mbah, terima kasih banyak. Nanti kami salurkan pada masyarakat yang membutuhkan," kata Ganjar.
Ganjar pun mengamini permintaan dua simbah itu untuk menjadi sukarelawan. Namun bukan di rumah sakit, melainkan di lingkungan sekitar rumahnya.
"Njenengan membantu seperti ini, sudah menjadi sukarelawan. Kalau mau lebih, saya punya program jogo tonggo, menjaga tetangga supaya tidak kelaparan. Monggo simbah berdua ikut berpartisipasi, menggerakkan lingkungan untuk peduli. Yang mampu membantu yang tidak mampu, yang kekurangan dibantu," ucapnya.
Jawaban Ganjar itu cukup memuaskan dua simbah itu. Keduanya berjanji, akan melaksanakan perintah Ganjar menjadi sukarelawan jogo tonggo di lingkungannya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia