jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Ari Lasso membuat vlog soal kebangsaan, menyosialisasikan Empat Pilar MPR RI kepada 1,15 juta subscriber youtube dan 1,7 juta follower instagram Ari Lasso.
Kolaborasi pemilik akun Bamsoet Channel dan Ari Lasso TV itu menekankan pentingnya toleransi dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
BACA JUGA: Bamsoet: Terima Kasih Bapak Empat Pilar MPR Taufik Kiemas
Karena tanpa toleransi, tak mungkin Indonesia bisa merdeka pada 17 Agustus 1945.
"Dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, para pendiri bangsa yang tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) maupun Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), terdiri dari beragam etnis dan agama," ujar Bamsoet seperti yang tayang di Bamsoet Channel, nge-vlog bersama Ari Lasso di Jakarta, Sabtu (29/8).
BACA JUGA: Butet Kertaradjasa, Raffi Ahmad Hingga Ari Lasso Datang ke Istana, Ada Apa?
Bambang Soesatyo dan Ari Lasso. Foto: mpr
"BPUPKI yang dibentuk pada 1 Maret 1945, terdiri dari 63 anggota yang berasal dari 40 orang etnis Jawa, tujuh orang Sunda, empat orang Tionghoa, tiga orang Padang, dua orang Madura, satu orang Batak, satu orang Indo-Belanda, satu orang Arab, satu orang Banten, satu orang Lampung, satu orang Ambon, dan satu orang Minahasa. Dari segi pemeluk agama, 55 orang muslim, delapan orang non-muslim yang terdiri dari Tionghoa, Budha, dan Kristen. Merekalah yang melahirkan dasar negara, Pancasila, pada 1 Juni 1945," imbuhnya.
BACA JUGA: Datangi Kediaman Denny Cagur, Bamsoet Ajak Nge-Vlog Bareng Soal Kebangsaan
Mantan Ketua DPR RI ini menambahkan, BPUPKI kemudian dibubarkan pada 7 Agustus 1945.
Saat itu jugalah dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang berjumlah 21 orang, terdiri dari 12 orang etnis Jawa, tiga orang Sumatera, dua orang Sulawesi, satu orang Kalimantan, satu orang Nusa Tenggara, satu orang Maluku, dan satu orang Tionghoa.
Merekalah yang menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara, menyusun pemerintahan pusat dan daerah, hingga merancang lembaga tinggi dan kelengkapan negara.
"Jauh sebelum kehadiran BPUPKI maupun PPKI, bangsa Indonesia secara bergotong royong tanpa mengenal perbedaan suku maupun agama, juga telah berjuang mengorbankan harta dan nyawa melawan penjajah. Menandakan bahwa proklamasi kemerdekaan tak akan terjadi tanpa adanya toleransi dari setiap warga negara," tutur Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, hilangnya semangat toleransi dalam berbagai sendi kehidupan akan membuat bangsa Indonesia lemah. Karena itu, jangan biarkan setiap anak bangsa kehilangan jiwa toleransi.
"Dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI, Presiden Joko Widodo sudah menegaskan agar jangan ada yang merasa paling agamis maupun Pancasilais sendiri. Jangan merasa paling benar dan memaksakan kehendak," kata Bamsoet.
"Sikap seperti itu biasanya justru malah mendatangkan perpecahan. Perdamaian dan kesatuan bangsa hanya akan tercapai jika setiap anak bangsa mau membuka diri terhadap berbagai perbedaan yang ada. Jadikan perbedaan sebagai rahmat dari Tuhan YME. Bukan sebagai sumber konflik perpecahan," pungkasnya. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi