Bima Arya: APBD Kota Bogor Rontok.. Rontok.. Rontok

Jumat, 01 Mei 2020 – 21:56 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya. Foto: Antara/Pemkot Bogor

jpnn.com, BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya, mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) wilayah yang dia pimpin diperkirakan bakal rontok bila mengacu prediksi berlangsungnya pandemi corona (Covid-19), hingga Juli.

Hal itu disampaikan Bima saat diskusi virtual DPP PAN bertajuk Nasib Pekerja: Kena PHK tapi Dilarang Mudik Lantas Bagaimana Solusinya? di Jakarta, Jumat (1/5).

BACA JUGA: Sembuh dari COVID-19, Bima Arya Langsung Marah-Marah di Pasar

Dalam forum itu, Bima mengatakan kunci dari semua persoalan selama pandemi corona berlangsung ialah data dan informasi yang dihimpun dari semua stake holder, baik dunia usaha maupun pemerintah.

Bila membaca data yang ada sementara ini, prediksi yang dipaparkan pakar epidemologis memperkirakan puncak Covid-19 di Kota Bogor terjadi pada Juli mendatang. Itu pun kalau dua bulan ke depan aturan diterapkan secara tegas.

BACA JUGA: Bima Arya jadi Kabar Baik Keempat dari Kota Bogor

"Kalau tidak maka bisa lebih panjang. Itu poin pertama. Poin kedua, bagaimana dampak dari Covid-19 di Kota Bogor? Dari data yang ada APBD Kota Bogor ini rontok. Betul-betul rontok apabila kita berpedoman pada asumsi prediksi bulan Juli tadi," ucap Bima.

Dia memperkirakan, dengan asumsi pandemi Corona berlangsung sampai Juli, maka 40 persen dari pendapatan hasil daerah Kota Bogor akan terdampak.

BACA JUGA: Kabar Menyenangkan dari Menkeu Sri Mulyani, Simak Baik-Baik

"Itu skenario optimistis. Apalagi kalau skenario pesimistis sampai bulan Desember. Kalau sampai Juli, dropnya 40 persen. Kita tahu Bogor sangat bertumpu pada jasa dan parawisata," jelas politikus PAN itu.

Kemudian dia bicara bagaimana dampaknya bagi warga Kota Hujan. Berdasarkan pendataan yang dilakukan Pemkot Bogor, ada dua warga di DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) yang selama ini masuk dalam penerima bantuan pemerintah. Jumlahnya 71 ribu keluarga.

"Sedangkan ada data non DTKS yaitu miskin baru yang terdampak Covid-19, jumlahnya 88 ribu. Ini data sudah diseleksi," tukas Bima.

Dengan demikian, mengacu data tersebut ada sekitar 150 ribu warga Kota Bogor yang harus diberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di masa pandemi. Jumlah itu diperkirakan bisa bertambah.

"Artinya hampir 50 persen warga Bogor itu terdampak secara ekonomi," ujar wali kota yang sempat terinfeksi Covid-19.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler