Bima Arya Buka-bukaan soal Sumber Penularan Corona, Salah Satunya Rumah Sakit

Sabtu, 20 Juni 2020 – 03:39 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya. Foto: Hendi/Radar Bogor

jpnn.com, BOGOR - Beberapa hari ini terjadi lonjakan kasus Corona di Kota Bogor. Wali Kota Bima Arya pun buka-bukaan beberapa sumber penularan virus Corona (Covid-19).

Menurut Bima, belum maksimalnya penerapan protokol kesehatan dan pengolahan limbah medis di rumah sakit menjadi salah satu faktor penyebab penyebaran virus Corona.

BACA JUGA: Kasus Positif Corona Kabupaten Bogor: Melejit, Nih Datanya

“Kami coba dalami mengapa ada lonjakan kasus positif Corona. Jadi dari lonjakan itu 53,4 persen atau 28 kasus setelah kami dalami itu sumber penularannya adalah fasilitas kesehatan. Seperti rumah sakit, laboratorium dan apotek,” ungkap Bima, Jumat (19/6).

Hasil penelusuran Dinkes Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat, kata Bima, terungkap bahwa masih ada rumah sakit yang belum maksimal menerapkan protokol kesehatan.

BACA JUGA: Update Corona Probolinggo: 11 Kecamatan Zona Hijau

“Setelah kami telusuri, tim Dinkes bersama-sama dengan tim provinsi, menemukan banyak fakta tidak ditaatinya protokol kesehatan,” katanya.

“Misalnya, jalur pasien yang belum dipisah, pengolahan limbah medis, pemisahan toilet dan sebagainya,” tuturnya.

BACA JUGA: Tak Ada Kontak Tembak, Anggota KSB Menyerahkan Diri, Berkat Kerja Keras Dandim

“Jadi masih banyak temuan kami yang mengindikasikan protokol kesehatan yang tidak maksimal diterapkan. Jadi nomor 1 faskes (fasilitas kesehatan) sebanyak 28 kasus atau 53,8 persen,” kata Bima.

Sumber penularan kedua, lanjut Bima, berasal dari luar Kota Bogor yakni sebanyak 10 kasus atau 19,23 persen.

Sementara sumber penularan ketiga adalah kantor pemerintahan yaitu sebanyak 7 kasus atau 13 persen. Sumber penularan keempat ialah pertokoan dan pusat perbelanjaan.

Langkah selanjutnya, menurut Bima, Pemkot Bogor akan memperketat protokol kesehatan di tempat-tempat yang menjadi sumber penyebaran COVID-19.

“Kalau berdasarkan data, transmisi lokal dapat dikendalikan. Persoalan lebih terjadi pada penerapan protokol kesehatan di faskes dan kantor pemerintahan. Jadi dua itu kami akan perbaiki,” kata Bima.

“Protokol kesehatan di rumah sakit berbeda dengan mengawasi protokol kesehatan di mal. Kalau di mal kan cukup oleh Pol PP misalnya, tetapi kalau di fasilitas kesehatan harus oleh dokter yang paham,” jelasnya.

“Oleh karena itu, ini saya kira menjadi pelajaran serius. Ke depan, Dinkes dan puskesmas akan lebih rutin lagi mengecek di lapangan, paling tidak setiap minggu ceknya. Kemudian kami akan minta buat laporan setiap hari,” tutur Bima.

Kasus positif Corona di Kota Bogor mengalami lonjakan sejak 9 Juni 2020. Hingga Jumat (19/6), kasus positif Corona di Kota Bogor sebanyak 163 kasus.

Perinciannya sebanyak 84 pasien dinyatakan sembuh, 17 pasien meninggal dan 62 pasien masih dalam perawatan dan pengawasan. (ral/int/pojokbogor)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muncikari Penyedia PSK Anak Buronan FBI Ditangkap di Lebak


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler