Bima Bakal Hapus Julukan Bogor Kota Sejuta Angkot

Rabu, 15 Februari 2017 – 06:19 WIB
Angkot di Bogor. Foto: JPG

jpnn.com - jpnn.com - Angkutan Kota (angkot) dan Bogor memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Hampir setiap hari angkot merepotkan karena kerap berujung macet.

BACA JUGA: Bima Arya Ogah Ikuti Imbauan MUI Bogor Soal Cap Go Meh

Menyikapi kondisi yang ada, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai, angkot di Bogor menjadi salah satu tantangan terbesar di masa kepemimpinannya.

Sebab, dia berusaha menjadikan Kota Bogor sebagai penyangga ibukota yang mini kemacetan.

BACA JUGA: PAN Lirik Gerindra dan NasDem, Demokrat Cuek

Bayangkan saja, saat ini, kota dengan luas tersebut memiliki 3.412 unit angkot.

Tidak hanya itu, kondisi yang ada dipersulit dengan angka pertumbuhan kendaraan bermotor per tahun sebesar 14 persen.

BACA JUGA: Please, Hindari Penyebaran Hoax di Tahun Ayam Api

”Sementara pembangunan infrastrukturnya hanya 0,1 persen,” kata Bima Arya, baru-baru ini.

Jelas hal itu menjadi tantangan tersendiri untuk lulusan Universitas Nasional Australia tersebut.

Sebab, dia dihadapkan dengan kondisi kesemrawutan yang belum juga bisa terurai hingga saat ini.

Tapi, bukan tanpa usaha. Buktinya, dia melakukan rute ulang (rerouting) trayek angkot.

Sedikit demi sedikit, dia memindahkan armada yang sudah ada ke wilayah lain terutama di pelosok agar angkot tidak menumpuk di tengah kota.

Ayah dua anak itu memang tak terima Kota Bogor dicap sebagai kota sejuta angkot.

Terlebih survei berskala internasional melalui aplikasi Waze tahun lalu menempatkan Bogor sebagai salah satu kota termacet di dunia.

Makanya, dia pun akhirnya mengaji penataan ulang rute angkot sebagai salah satu solusi angkutan umum di Bogor.

Selain program konversi angkot menjadi bus Transpakuan.

”Fokus peralihan tersebut sedara bertahap. Kami ingin di tengah kota angkutan yang beroperasi Transpakuan saja. Angkot hanya jadi feeder atau di pelosok saja di wilayah pinggir,” paparnya.

Bima memerinci, ada empat titik kemacetan di Kota Bogor: kawasan Kebun Raya Bogor, Terminal Merdeka, Pasar Anyar dan Stasiun Bogor.

Rincian lain, di seputar Kebun Raya Bogor saat ini terdapat satu trayek angkutan masal dan akan bertambah menjadi lima trayek setelah rerouting atau dari 28 unit bus Transpakuan menjadi 202 unit setelah rerouting.

Jumlah trayek angkot saat ini mencapai 13 trayek dan akan ditekan hanya 7 trayek setelah rerouting atau menekan 2.381 menjadi 759 unit angkot di seputaran Kebun Raya tersebut.

Sementara itu, rerouting angkot di seputaran Terminal Merdeka akan menekan keberadaan armada angkot menjadi 515 unit dari sebelumnya 1.465 unit.

Begitu juga di seputaran Pasar Anyar, rerouting akan menambah trayek menjadi 8 dari sebelumnya 4 trayek.

Bima menuturkan rerouting tersebut adalah cara perlahan menuju konversi angkot menjadi bus Transpakuan.

Sambil melaksanakan rerouting, pihaknya terus gencar menawarkan program konversi tersebut.

”Konversi tersebut tiga berbanding satu. Tiga angkot dengan satu bus,” ucapnya.

Untuk diketahui, di Kota Bogor, terdapat tujuh koridor yang biasa dilintasi Transpakuan.

Di antaranya Terminal Bubulak–Baranangsiang/Cidangiang, Terminal Ciawi–Terminal Bubulak, Terminal Ciawi–Terminal Bubulak, Terminal Ciawi–Ciluar, Ciluar–Terminal Merdeka, Terminal Ciawi–Warung Jambu, dan Cidangiang–Belanova.

”Untuk akhir tahun ini diusahakan bisa sampai 200 unit bus untuk melayani dua sampai tiga koridor,” ucapnya lagi.

Menurut dia, rerouting itu merupakan salah satu upaya Pemkot Bogor dalam menekan angka kemacetan di Kota Hujan.

Tapi, di bagian lain, inti dari persoalan juga muncul dari masyarakat: kurangi menggunakan kendaraan pribadi.

”Harapannya, dengan rerouting ini, masyarakat juga ikut menyukseskannya dengan cara mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi massal,” pungkasnya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Imlek, Wako Bogor Sulut Lilin di Vihara Dhanagun


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler