jpnn.com, JAKARTA - Harapan publik mendapatkan pelatih Timnas U-19 berujung antiklimaks. PSSI dianggap menaruh sosok yang kurang kompeten menggantikan Indra Sjafri yang bebas tugas dari jabatan itu. Untuk Bima Sakti sebagai pelatih kepala, mungkin okelah. Namun yang menjadi masalah adalah Cristian Gonzales.
Ya, otoritas tertinggi sepak bola tanah air itu menunjuk Bima Sakti sebagai suksesor Indra Sjafri itu. Sebenarnya, dengan ditunjukannya Bima saja tidak masalah, apalagi alasan federasi adalah jenjang kepelatihan yang harus terintegrasi.
BACA JUGA: Bima Sakti Pelatih Timnas U-19, Gonzales jadi Asisten
Sebab, Bima juga berstatus sebagai asisten pelatih untuk Luis Milla di timnas senior, sehingga jenjang pemain dari level bawah ke atas bisa terawat dengan baik.
Nah, yang menjadi masalah adalah, organisasi pimpinan Edy Rahmayadi itu mempercayakan Cristian Gonzales sebagai asisten dari Bima. Padahal, striker Arema FC itu terbukti masih nol soal ilmu kepelatihan.
BACA JUGA: Pemain Timnas U-19 Sedih Ditinggal Indra Sjafri
Hasilnya, keputusan PSSI itu langsung menuai kritik dari para pelatih muda tanah air. Ricky Nelson, pelatih Borneo FC U-21 adalah salah satu yang paling vokal menyampaikan kritik atas keputusan federasi itu. "Sebenarnya federasi serius nggak sih bangun sepak bola negeri kita. Kok bisa bisanya mengambil keputusan seperti itu," kata dia.
Pria asal Kupang itu mengatakan, mereka mungkin tidak terlalu berkebaratan dengan posisi Bima sebagai pelatih. Sebab, lanjut Ricky, Bima sudah memiliki lisensi pelatih B AFC yang dianggap layak untuk jabatan itu. "Tapi tidak bagi Gonzales. Karena dia belum memiliki lisensi apapun. Dan, kalaupun keputusan federasi ini dianggap hal biasa, ini menabrak regulasi," sesalnya.
BACA JUGA: Joko: Tugas Gonzales hanya sebagai Role Model bagi Pemain
Pria yang sukses membawa Borneo FC runner up Piala Presiden 2016 itu menambahkan, masih ada sejumlah pelatih yang layak untuk menukangi Rachmat Irianto dan kawan-kawan. Dia lantas menyebut sejumlah nama seperti Simon McMenemy, Rudi Eka Priambada sampai dengan Kurniawan Dwi Yulianto.
"Saya hanya ini menegakan regulasi bahhwa, syarat mutlak seorang pelatih itu adalah harus memiliki lisensi dan pengalaman. Jadi, kritik yang saya berikan ini bukan bertujuan untuk menyerang pribadi Gonzales," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono menegaskan bahwa, kontroversi terkait Gonzales tersebut sebaiknya diakhiri saja. "Toh, status Gonzales sebagai asisten pelatih pun belum juga fix. Karena kami belum memberikan stempel resmi bagi dia. Tapi, apa yang kami lakukan ini agar timnas harus terjaga," kata Joko.
Sebab, lanjut Joko, dengan status striker gaek paling subur, Gonzales diberikan sejumlah tugas khusus, masing-masing selain menjadi pendamping Bima, juga menjadi role model serta motivator untuk menyemangati para pemain. "Gonzales juga diberikan kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalamannya kepada para striker muda," harap Joko.
Terkait Gonzales yang belum memiliki lisensi kepelatihan, Joko mengatakan bahwa mereka akan melakukan akselerasi lisensi bagi pemain naturalisasi berdarah Uruguay itu. "Kami akan membantu Gonzales untuk segera mengikuti kursus agar segera mendapatkan lisensi,'' kata pria asal Ngawi, Jawa Timur itu. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Pelatih Timnas U-19, Edy: Saya Mau dari Korea Selatan
Redaktur & Reporter : Adek