PALEMBANG--Sejak tanggal 24-27 Januari 2012, enam orang mengaku Badan Intelegen Nasional (BIN), sudah melakukan penyamaran di acara pembukaan dan penutupan PUIC, yang berlangsung di Hotel Aryaduta Palembang.
Enam anggota BIN gadungan, yang diduga sebagai mata-mata Agen asing yang mengincar Negara Iran. Diketahui tiga diantaranya, Gatot yang notabene sebagai ketua, Trisno dan Arto menginap di Hotel Aryaduta Palembang. Sementara tiga lainya, Kristin Hapsari, Dwi N dan Idham, cek in di Hotel Budi, yang beralamat di Jalan Radial, Palembang.
Dari para BIN gadungan ini juga diamankan petugas Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Sumsel, bungkusan plastik hitam ukuran besar berisi uang cash Rp 40 juta, 13 hanphone Blackberry, Laptop, kamera digital. Kuat dugaan keenam BIN gadungan ini mengincar Delegasi dari Negara Iran. Namun, belum juga diketahui maksud dan tujuan keenam orang yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait pemalsuan identitas.
Sejak Penutupan acara konferensi negara-negara anggota organisasi kerjasama Islam alias OKI (PUIC), yang dihadiri oleh 37 delegasi parlemen negara-negara anggota OKI dan 10 peninjau dari berbagai organisasi internasional itu.
Mereka diduga mengikuti langkah utusan Negara Iran. Kemudian memberikan informasi ke Negara Asing, mereka selalu mengikuti langkahnya. “Diduga kerja mereka dibiayai pihak lain yang tujuannya untuk mengetahui informasi dari Negara yang dimata-mata. Setelah mendapat infomasi itu orang tersebut mengirimkan data ke pihak lain melalui teknologi internet dan Blackberry,” ungkap salah satu sumber yang bisa dipercaya saat ditemui, kemarin (1/2).
Saat diamankan, selain mengaku sebagai anggota BIN, mereka juga mengaku sebagai wartawan dari Jakarta yang sedang menjalani tugas di Palembang. Dari dalam kamar salah satu tersangka di lantai tujuh nomor 706, polisi menemukan yang diduga foto-foto delegasi dari Negara Iran. Selain itu juga disita rekaman pembicaraan dari acara konferensi PUIC.
“Ada sebagian data-data maupun informasi yang ditemukan dalam kamar nomor 706 terdapat bukti-bukti seperti foto dan rekaman konferensi PUIC. Mereka sudah dicurigai sejak tanggal 27 dan baru diamankan tanggal 31 kemarin,” jelas sumber itu lagi.
Keenam BIN gadungan itu diduga telah membuat identitas palsu sebagai anggota BIN. “Keenam orang tersebut masih amankan di Mapolda Sumsel,” terangnya.
Berdasarkan informasi dari salah seorang anggota BIN yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan keenam pelaku itu merupakan mata-mata negara asing. ‘’Kabarnya, mereka ini mata-mata dari agen salah satu negara adi kuasa. Untuk saat ini, salah satu tujuannya diduga hendak mengincar kontingen dari negara Iran. Kalau tujuan lain, masih didalami petugas,” jelas pria ini, sembari mengatakan dalam satu jam, para tersangka itu bisa dibayar sampai US$ 100.
Perlu diketahui, Badan Intelijen Negara (BIN) adalah lembaga Negara pemerintah nonkementrian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang intelijen. Kepala BIN saat ini Marciano Norman.(cr04)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa Guncang Bengkulu
Redaktur : Tim Redaksi