BENGKULU- Gempa besar kembali mengguncang Provinsi Bengkulu, Rabu (1/2) pukul 14.47 WIB. Kekuatan gempa memang tidak sebesar gempa tahun 4 Juni 2000 (7,3 SR) dan 12 September 2007 (7,9 SR), namun kekuatan gempa yang dirasakan warga kemarin sama hebatnya seperti gempa 2000 dan 2007.
Menurut rekaman seismograf (alat pencatat getaran gempa), kekuatan gempa tektonik 1 Februari kemarin 5,9 skala ritcher (SR). Pusat gempa berada 34 km Barat Daya Kota Bengkulu atau 42 KM Barat Laut Seluma. Atau tepatnya di kedalaman 29 KM di titik koordinat 3.84 Lintang Selatan - 102.03 Bujur Timur.
Gempa dirasakan di Kota Bengkulu, Seluma, Kepahiang, Mukomuko, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kaur, Bengkulu Selatan. Bahkan, gempa juga terasa hingga ke Lubuk Linggau (Sumatera Selatan). Saking kencangnya guncangan gempa, seluruh warga di Kota Bengkulu, Kepahiang, Seluma, berhamburan ke luar rumah.
Usai gempa, sebagian warga khawatir terjadi tsunami, sehingga banyak yang mengungsi sementara waktu. Bahkan hingga tadi malam, sebagian warga masih khawatir terjadi gempa susulan yang lebih besar.
Gempa yang dirasakan warga sangat kuat karena hentakan gempa vertical atau ke atas dan ke bawah. Untung saja, durasi gempa hanya sekitar 30 detik. Kalau saja durasi gempa sampai 1 menit saja, dipastikan bakal banyak bangunan yang hancur.
Berdasarkan data yang dihimpun RB di seluruh kabupaten/kota, lebih dari 500 rumah rusak akibat gempa kemarin. Paling banyak terjadi di Kota Bengkulu yang tersebar di sejumlah kelurahan seperti Panorama, Lingkar Timur, Lingkar Barat, Sukarami, Pagar Dewa. Meski tidak separah gempa tahun 2000 dan 2007, namun ratusan rumah warga mengalami retak-retak.
Bangunan perkantoran yang rusak karena retak-retak dan plafon roboh antara lain gedung DPRD Kepahiang, RSUD Kepahiang, Kantor Bupati Bengkulu Utara dan Dinas Diknas Bengkulu Utara. Selain itu, kantor PWI Cabang Bengkulu, BKPMD Provinsi dan Kantor Camat Napal Putih mengalami retak-retak.
Kepala BMKG Stasiun Kepahiang, Dadang Permana, S.Si,M.Si mengatakan peluang terjadi gempa susulan memang masih ada. Tapi dia memperkirakan gempa susulan tidak lebih besar dari gempa Rabu siang.
"Mudah-mudahan saja gempa utamanya ya yang tadi (kemarin,red). Sebab setelah gempa utama itu biasanya tidak akan ada gempa yang lebih besar lagi. Paling pun ada gempa susulan yang getaran cukup kecil," jelas Dadang.
Di Kepahiang, selain mengakibatkan puluhan rumah warga retak-retak, bangunan pemerintah juga rusak. Diantaranya yang cukup mencolok adalah plafon gedung RSUD Kepahiang dan gedung DPRD Kepahiang. Beberapa plafon yang ada di dalam gedung RSUD bahkan ambruk. Beruntung saat kejadian tidak ada yang melintas, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Guncangan yang terasa dua kali ini, juga membuat warga berhamburan dari rumahnya.
Kuatnya guncangan gempa juga dirasakan warga Bengkulu Tengah (Benteng). Ratusan warga berhamburan ke luar rumah. Warga memenuhi jalan raya dan tempat-tempat lapang. Sebagian warga di daerah pesisir seperti Pondok Kelapa, warga sempat mengungsi ke dataran tinggi karena khawatir terjadi tsunami.
Sekretaris BPBD Benteng, H Edi Bachtiar SP mengaku, goncangan gempa cukup membuat heboh warga setempat. Pihaknya menurunkan tim untuk melihat langsung kondisi di lapangan akibat getaran gempat bumi tersebut.
"Hasil koordinasi gempa Bumi itu 42 kilometer dari barat laut Kabupaten Seluma, dengan kedalaman 29 kilometer. Gempa terjadi siang tadi, khususnya dari badan penanggulangan bencana daerah masih di lapangan untuk memastikan tidak ada kerusakan akibat gempa," katanya.
Edi menyatakan, sejumlah warga termasuk PNS, Karyawan yang masih menjalankan aktivitasnya memilih keluar rumah dan menyelamatkan diri. Apalagi getarannya sangat terasa di dalam gedung.
"Pokoknya penglihatan saya tadi, banyak warga yang berlari ke jalan raya dan lapangan. Kalau informasi dari Pondok Kelapa, banyak mengira ada tsunami datang menyusul gempa itu," jelas Edi.
Dari Bengkulu Utara dilaporkan, sejumlah bangunan kantor dan rumah warga juga rusak akibat gempa. Yang paling parah adalah kantor Dinas Diknas Bengkulu Utara yang mengalami retak di beberapa ruangan dan kaca pecah. Kalau gempa lebih lama, gedung Diknas ini bisa roboh.
Tak hanya itu, pejabat dan Anggota DPRD di gedung Sekretariat Daerah (Setda) dan Sekretariat Dewan (Setwan) berhamburan keluar ketika gempa besar itu terjadi termasuk Bupati BU Dr. Ir. HM.Imron Rosyadi, MM, M.Si yang ketika itu tengah berada di lantai dua gedung Setda. Untungnya, gempa tersebut tak sampai menelan korban jika atau merobohkan rumah masyarakat.
Di kantor Diknas, setidaknya 3 ruang yaitu ruang tunggu Kadis, ruang Dwan Pendidikan, Ruang Program dan kepegawaian serta ruang ICT retak parah dan beberapa kaca pecah akibat gempa. Bahkan, PNS Diknas lansgung berhamburan keluar dengan membawa beberapa barang elektronik seperti laptop.
Pasca gempa, PNS Diknas malah takut untuk kembali masuk ruangan yang sudah retak menganga karena ditakutkan akan terjadi gempa susuln dan yang membuat bangunan benar-benar roboh.
"Memang bangunan ini (Kantor Diknas,red) sudah mulai nampak retak sejak gempa 2007 lalu dan belum diperbaiki. Gempa tadi membuat bangunan makin parah. Saya akan melaporkan kejadian ini ke Pak Bupati. Nanti akan kita inventalisir, kalau memang ruangnnya sudah sangat membahayakan PNS yang bertugas akan kita pindahkan," kata Haryadi.
Sementara itu, pasca gempa masyarakat yang tinggal di pesisir laut langsung memantau kondisi air laut mengantisipasi ciri-ciri akan disusulnya dengan bencana Tsunami. Camat Lais Emdan Jhoni yang turun langsung mengecek kondisi laut mengungkapkan hingga 1 jam pasca gempa kondisi air laut masih normal dan tidak ada tanda-tanda gempa akan disusuldengan tsunami.
"Memang masyarakat sempat heboh keluar rumah dan beberapa melihat ke luat. Tapi tidak ada tanda-tanda seperti air surut akan datangnya tsunami," kata Jhoni.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Drs. Rahmad Rianto, mengungkapkan tidak ada laporan dari petugasnya di lapangan mengenai adanya kerusakan parah fasilitas daerah ataupun milik masyarakat. BPBD juga lansgung berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi gempa susulan dalam waktu dekat ini.
"Kita sudah turunkan anggota TRCD untuk melihat kondisi di masyarakat. Meninventaris kerusakan yang terjad. Sampai saat ini (Sore kemarin,red) belum ada laporan mengenai kerusakan parah bangunan atau korban jiwa," demikian Rahmad.
Sementara itu, ratusan warga Kabupaten Mukomuko juga berhamburan ke luar rumah akibat guncangan gempa. Namun tidak ada kerusakan parah di Mukomuko. Sejumlah rumah warga hanya mengalami retak-retak kecil.
"Sejauh ini tidak ada potensi kerusakan. Selain itu listrik dan juga saluraan komunikasi tidak terganggung," kata Kepala BPBD Mukomuko Jasni Bahari.
Sementara itu salah seorang warga Mukomuko Rukiyati mengatakan saat terjadi gempa dirinya tengah tidur. Merasakan guncangan gempa langsung berlari keluar rumah. "Gempanya juga terasa cukup kencang. Sudah lama tidak terjadi gempa seperti ini," katanya.
Pantaun RB disejumlah perkantoran usai gempa berlangsung banyak pegawai yang menelfon sanak familinya untuk memastikan keadaan. Baik itu sanak famili di Mukomuko maupun di Kota Bengkulu. Namun gempa tidak menyebabkan pelayanan di pusat perkantoran berhenti. Sementara itu di sejumlah daerah pesisir pantai di Kabupaten Mukomuko warga tidak panik. Begitu juga di pusat Kota Mukomuko. Warga hanya terhenyak kaget karena gempa tersebut. "Saya lagi buka komputer saat gempa terjadi. Langsung saya keluar rumah," kata Hartono Warga Bandar Ratu. (fiz/del/rif/qia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Desa Rawan Longsor
Redaktur : Tim Redaksi