jpnn.com - JAKARTA -- Seorang warga Indonesia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan tewas dalam sebuah aksi bom bunuh diri di Irak. Peristiwa ini diungkapkan oleh kelompok pemantau, SITE, Selasa (14/10).
Menanggapi aksi ini, Kepala BIN Marciano Norman menyatakan pihaknya baru mendalami informasi tersebut. Marciano mengaku belum ada informasi valid terkait identitas pelaku bom bunuh diri itu.
BACA JUGA: Dominasi KMP di Parlemen Mengalahkan Orde Baru
"Kita sedang melakukan pendalaman apakah itu benar atau tidak. Tapi informasi memang seperti itu tetapi harus terus mengembangkan sampai yakin betul bahwa itu WNI," ujar Marciano di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu, (15/10).
Marciano mengatakan pemerintah harus waspada untuk bersama mencegah WNI pergi ke luar negeri dan berperang ke negara lain seperti di Suriah dan Irak untuk mewaspadai hal yang tidak diinginkan. Caranya, kata dia, dengan melakukan pendekatan melalui tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat. Termasuk melalui komunikasi keluarga.
BACA JUGA: SBY Lantik 22 Dubes RI
"Kita tidak mau melihat WNI kita menjadi korban di negara lain. Apapun alasan mereka tetapi negara wajib berupaya maksimal untuk mencegah kepergian mereka ke luar negeri untuk berjihad," sambungnya.
Sejauh ini, BIN memperkirakan ada sekitar 60 hingga 80 WNI yang tergabung dalam ISIS. Namun, ia tidak merinci yang telah pulang dan pergi dari negara-negara konflik tersebut. Terpenting, kata dia, WNI yang kembali harus dicegah mempengaruhi masyarakat di Indonesia untuk mengikuti ajaran mereka.
BACA JUGA: Muktamar VIII PPP di Surabaya Sah, Ini Alasannya!
"Kita terus melakukan pendalaman, sudah ada 2 yang dideportasi. Itu sedang kita coba mengembalikan ke keluarganya tetapi dalam kondisi yg baik. Sudah banyak yang kembali ke sini dan tetap kita ikuti," tegas Marciano. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Kepala Bappebti Bantah Rp 1,5 Miliar Terkait Mediasi
Redaktur : Tim Redaksi