Bio Farma Sebut Jemaah Indonesia Punya Peluang Lolos Syarat Haji, Asalkan...

Selasa, 25 Mei 2021 – 21:42 WIB
Jemaah haji Indonesia punya peluang lolos syarat yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi. Ilustrasi jemaah haji Indonesia. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir membeberkan salah satu solusi yang mungkin bisa dilakukan agar jemaah asal Indonesia bisa lolos syarat haji yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.

Honesti mengatakan Pemerintah Saudi memberikan izin haji bagi jemaah yang telah mendapat vaksinasi dengan produksi Eropa dan Amerika Serikat (AS) yakni Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca.

BACA JUGA: Mobil Haji Bet Ditabrak Perampok Bersenjata Api, Uang Rp200 Juta dan Perhiasan Emas Raib

"Indonesia sendiri baru memiliki satu jenis vaksin yang sesuai dengan kriteria Pemerintah Arab Saudi yaitu AstraZeneca," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (25/5)

Menurutnya, vaksin Pfizer sendiri memang belum ada di Indonesia. Sementara Johnson & Johnson juga baru akan memasok ke Indonesia pada 2022.

BACA JUGA: Bagi Calon Jemaah Haji, Mohon Disimak Pesan Penting Wamenag

Oleh karena itu, Honesti menyebutkan pihaknya menyiapkan opsi agar jemaah haji Indonesia bisa divaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca, sehingga memenuhi persyaratan.

"Menurut saya, karena sudah memiliki vaksin AstraZeneca, mungkin jadi opsi, bisa diatur bagi jemaah diskusikan dengan BPOM, Komnas KIPI apakah mereka boleh diberikan vaksin AstraZeneca untuk bisa memenuhi persyaratan," jelasnya.

BACA JUGA: Kuota Haji Belum Ditentukan Arab Saudi, Wamenag Minta Umat Menata Hati

Kendati demikian, dia mengakui perlu pertimbangan tertentu dari para ahli.

Honesti menuturkan saat ini vaksin Sinovac tengah dalam proses untuk mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use listing (EUL) dari WHO. Sementara Sinopharm, yang juga produksi China, telah mendapatkan EUL dari WHO baru-baru ini.

"Kami kemarin masih komunikasi dengan Sinovac. Memang ada satu data lagi yang diminta WHO, tapi mereka optimis minggu pertama atau kedua Juni, mereka akan mendapat EUL dari WHO. Kami berharap ini bisa kita komunikasikan dengan Pemerintah Saudi," katanya.

Honesti juga berharap upaya diplomasi bisa terus dilakukan Pemerintah RI agar Saudi bisa mempertimbangkan untuk meloloskan Sinovac sebagai vaksin yang diperbolehkan. Syarat tersebut jadi kendala besar bagi Indonesia yang punya jumlah jemaah haji terbesar di dunia.

"Memang perlu ada diplomasi antarnegara untuk bisa memasukkan vaksin yang ada di Indonesia ke Arab Saudi," ucap Honesti. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler