Biodiesel B-100 Hasil Riset Kementan Bisa Hemat Devisa 26 Triliun

Jumat, 05 Juli 2019 – 11:09 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan uji coba biodiesel B100 di kantornya, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (15/4). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono menyatakan bahwa hasil uji coba penggunaan Biodiesel B-100 yang dilakukan Kementan mampu mencapai jarak 13,1 kilometer/liter. Jarak tersebut lebih jauh jika dibanding solar yang hanya mencapai 9 kilometer/liter.

"Lebih dari itu, penggunaan B100 ini bisa menghemat devisa sebesar 26 triliun yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani sawit," ujar Momon saat membuka Pertemuan Badan Koordinasi Humas di Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/7).

BACA JUGA: Komisi IV DPR Apresiasi Program Serasi Kementan

Momon menjelaskan, penghematan ini bisa didapat dari substitusi  impor solar yang selama ini cukup tinggi. Disisi lain, biodiesel juga mampu mengurangi pencemaran lingkungan karena rendah polusi dan berbahan baku kelapa sawit 100 persen.

BACA JUGA: Komisi IV DPR Apresiasi Program Serasi Kementan

BACA JUGA: Penerapan Teknologi Pertanian Makin Memikat Anak Muda

"Kita sudah membuktikan dengan uji coba pada mobil-mobil dinas Kementan. Dari ujicoba ini, para sopir mengaku kualitas Biodiesel B100 sudah setara dengan DEX yang selama ini digunakan," katanya.

Untuk itu, Momon berharap, ke depan penggunaan B100 ini dapat menjadi alternatif  bahan bakar kendaraan. Apalagi, hasil riset dan uji coba Balitbang Kementan menunjukan adanya kesetaraan kualitas dengan minyak lain.

BACA JUGA: Kerja Sektor Pertanian Berprestasi, Mampu Wujudkan Nawacita Jokowi

BACA JUGA: Penerapan Teknologi Pertanian Makin Memikat Anak Muda

"Makanya, melalui forum ini kita harus mampu mengekspose lebih jauh lagi program-program pembangunan pertanian dan hasil-hasilnya kepada masyarakat antar lintas sektoral," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Kominfo, Bambang Gunawan menyebutkan bahwa penggunaan biodiesel B100 dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi secara nasional.

"Harganya 40 persen lebih murah. Makanya penggunaan B-100 ini berpotensi menghemat devisa sebesar 26,66 triliun rupiah," katanya.

Selain itu, kata Bambang, penggunaan biodiesel juga lebih ramah lingkungan karena karbon monoksida (CO) yang dihasilkan 48 persen lebih rendah jika dibanding dengan penggunaan solar.

"Yang pasti, pemanfaatan biodiesel ini akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani sawit" katanya.

Sebagai catatan, proses riset ini diawali pada pengembangan minyak nabati di tahun 2014. Saat itu, Kementerian Pertanian sukses menghasilkan bahan bakar B-20 yang selanjutnya disebut campuran 20 persen minyak nabati pada solar. Kemudian, Kementan berhasil mengembangkan B-30 hingga akhirnya bisa 100 persen menggunakan minyak nabati, tanpa campuran solar.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menambahkan, forum ini sangat bermanfaat untuk mendesiminasikan capaian dan program, karena menghadirkan para pejabat pengelola kehumasan pemerintah atau Government Public Relation.

Menurut Kuntoro, forum ini juga sekaligus upaya Kementan dalam  mensosialisasikan berbagai program, capaian dan tantangan dalam pembangunan pertanian secara langsung kepada stakeholders.

"Biodiesel B100 memiliki prospek untuk memecahkan masalah terkait pengembangan industri kelapa sawit, penyejahteraan petani dan penyediaan energi terbarukan," pungkasnya.

Sekedar diketahui, Forum Tematik Bakohumas ini dihadiri lebih dari 100 pejabat pengelola kehumasan dari 48 Kementerian dan Lembaga, Organisasi Profesi, serta perwakilan Senat Mahasiswa. Selain pemaparan hasil riset dan ujicoba, peserta juga berkesempatan mengunjungi Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), lembaga dimana riset biodiesel B100 ini dilaksanakan.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Optimalkan Irigasi dan Pompanisasi untuk Tanggulangi Kekeringan


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler