Biotek Farmasi & Perkeni Dorong Dialance Jadi Solusi untuk Penderita Diabetes

Selasa, 06 Juni 2023 – 20:07 WIB
Ketua tim peneliti site Jakarta Dr. dr Fatimah Eliana Sp.PD-KEMD berharap obat Dialance ini bisa digunakan sebagai salah satu pilihan obat diabetes melitus di Indonesia. Foto: Dok Biotek Farmasi

jpnn.com, JAKARTA - Data International Diabetes Federation (IDF) mencatat penderita diabetes di Indonesia pada 2021 mencapai 19,47 juta serta diperkirakan mencapai 28,57 juta pada 2045.

Melihat hal itu, PT Biotek Farmasi Indonesia turut memberikan solusi komprehensif melalui produknya, yakni Dialance.

BACA JUGA: Heartology Beri Pelayanan Terpadu untuk Perawatan Luka Akibat Diabetes

Produk ciptaan anak bangsa Indonesia tersebut merupakan hepato regulator yang berfungsi meregulasi fungsi hepar (hati). Produk ini membantu para penderita diabetes mengatasi permasalahannya.

Chairman Biotek Farmasi Indonesia Toni Lay mengatakan saat ini Dialance memasuki tahap uji klinis. Uji klinis dimulai sejak Rabu (31/5).

BACA JUGA: Waspada, 5 Sayuran Ini Jangan Dikonsumsi Penderita Diabetes

Adapun penelitian terhadap produk Dialance dilakukan di dua kota yaitu Jakarta di rumah sakit (RS) Mitra Kemayoran dan 3 RS di Bali yaitu RSU Bali Jimbaran, RS Balimed Denpasar, RSU Dharma Yadnya Denpasar.

PT Biotek Farmasi Indonesia bekerja sama dengan Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD sebagai lead investigator uji klinis di Bali dan dibantu oleh dr. Siswadi Semadi, Sp.PD-KEMD, dr I Made Pande Dwipayana, Sp.PD-KEMD dan dr Ida Bagus Aditya Nugraha, S.PD.

Kemudian, dr Fatimah Eliana, SpPD-KEMD untuk site uji klinis di Jakarta.

Uji klinis terhadap produk tersebut pun sudah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran (FK) Udayana Bali dengan disupervisi oleh FK Universitas Indonesia (UI) yang dipimpin oleh Prof. dr. Frans D. Suyatna, PhD, SpFK.

Toni Lay menjelaskan pihaknya memilih Ketut Suastika sebagai tim peneliti karena dinilai sebagai orang nomor satu terkait diabetes.

"Saya yakin Prof ketut Suastika akan melakukan penelitian ini dengan tatacara yang profesional dan transparan. Prof ketut sudah melakukan banyak penelitian dan sangat jujur serta amanah,” ujarnya.

Perihal hasi akhir uji klinis, Toni Lay berharap Dialance akan menjadi panduan bagi banyak tenaga kesehatan agar masyarakat Indonesia mendapatkan manfaat yang maksimal dan optimal untuk penanganan penyakit diabetes.

“Semoga uji klinis ini bisa berjalan dengan lancar, baik, tertata dan transparan. Sehingga kami bisa menunjukkan bahwa bangsa Indonesia bisa menciptakan obat dengan efikasi dan keamanan terbaik,” terang Toni.

Ketua tim peneliti site Jakarta Dr. dr Fatimah Eliana Sp.PD-KEMD berharap obat Dialance ini bisa digunakan sebagai salah satu pilihan obat diabetes melitus di Indonesia.

Marketing Manager PT Biotek Farmasi Indonesia Mico Desrianto menyebutkan pihaknya telah memperkenalkan produk pada masyarakatdengan melakukan tes gula darah sewaktu (GDS) dan coba Dialance secara gratis.

Langkah ini menjadi yang satu-satunya di dunia dan secara konsisten sudah dilakukan selama dua tahun dan akan terus berlanjut.

PT Biotek Farmasi Indonesia secara rutin menggelar tes Gula Darah Sewaktu (GDS) secara gratis kepada masyarakat umum secara gratis

“Agar hasil tes akurat, tes GDS pertama dilakukan setidaknya dua jam setelah peserta mengonsumsi makanan terakhir. Lalu, peserta diminta mengonsumsi 1 tablet penurun gula darah dan kembali berpuasa 90 menit dengan tidak mengonsumsi apa pun selain air putih untuk kemudian melakukan tes kedua. Puasa dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan hasil efikasi lebih akurat dan fair,” ujar Mico.

Selama 2 tahun pihaknya mengklaim sudah melaksanakan uji efikasi terhadap puluhan ribu masyarakat, termasuk tokoh publik dan dokter.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler