Bisa Diterapkan di Pilkada, Belum Tentu di Pilpres

Kamis, 31 Maret 2011 – 18:08 WIB

JAKARTA - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti, menilai Indonesia belum semestinya membuka peluang bagi calon presiden (capres) independenMenurutnya, adanya calon kepala daerah dari jalur independen tidak bisa dijadikan pembanding dan dasar untuk bisa mengusung capres independen.

"Kalau tingkat daerah (Pilkada), itu kan sangat personal dibandingkan di pusat yang hubungannya bukan personal tapi canggih dan modern

BACA JUGA: Pengamat: Parpol Brengsek Maknai Demokrasi

Konstelasinya berbeda," ujar Ikrar dalam diskusi bertajuk "Capres Independen, Mungkinkah?" di pressroom DPR RI, Kamis (31/3).

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menjelaskan, demokrasi konstitusional di Indonesia masih belum begitu bagus
Sebab, seorang presiden yang berasal dari parpol saja bisa diganggu

BACA JUGA: Tjahjo Sarankan Marzuki Tahan Emosi

"Apalagi dari capres independen," ulasnya.

Ia mencontohkan Boediono, tokoh non-parpol yang digandeng SBY pada Pilpres 2009
Faktanya, lanjut Ikrar, Boediono tidak bisa berbuat banyak

BACA JUGA: Jadwal Pilgub Direvisi Lagi

"Pak Boed adalah contoh, sekedar jadi ban serepPersoalan justru diselesaikan di Setgab (Sekretariat Gabungan Parpol Koalisi)," sambungnya.

Karenanya Ikrar dengan tegas mematahkan asumsi capres independen yang disamakan dengan calon independen di Pilkada"Konteksnya bedaDaerah itu antara elit dengan masa lebih dekat dan komposisi penduduk lebih homogen ketimbang nasional yang pluralistik," tandasnya.

Sedangkan Wakil Ketua MPR RI, Hajriyanto Y Thorari mengatakan, secara teori memang mestinya setiap warga negara memiliki hak memilih dan dipilihNamun dalam konteks Indonesia, kata Hajriyanto, kehadiran capres independen belum memungkinkan.

Menurut Hajriyanto, capres independen dimungkinkan jika sistem kepartaian di Indonesia lebih sederhanaPolitisi Golkar yang juga aktivis Muhammadiyah itu khawatir jika saat ini peluang capres independen dibuka maka akan menimbulkan lonjakan jumlah kandidat"Artinya, itu akan sulit dikelola," tuturnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sederhanakan Partai untuk Efektifkan Pemerintahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler