jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik yang juga akademikus Universitas Bengkulu Panji Suminar menilai keputusan koalisi partai politik pengusung Ganjar Pranowo memilih Mahfud MD sebagai bakal cawapres merupakan langkah jitu.
Menurut Panji, strategi memasangkan Ganjar dengan Mahfud untuk Pilpres 2024 akan membuat Prabowo Subianto sebagai bakal capres potensial kebingungan memilih cawapres.
BACA JUGA: Ganjar & Mahfud Buka Semuanya, termasuk soal Dukungan Jokowi
Saat ini dua bakal capres, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, telah memiliki cawapres masing-masing yang semuanya dari kalangan nahdiyin atau warga Nahdlatul Ulama (NU).
"Justru yang saya tidak mengerti arah Prabowo, jadi makin bingung sepertinya dia dalam memilih calon pasangan wakil presidennya karena Anies telah mendapatkan Muhaimin Iskandar, sedangkan Ganjar dengan Mahfud MD," kata Panji di Bengkulu, Kamis (19/10).
BACA JUGA: Duet Prabowo-Gibran Diyakini Terwujud, Jokowi Berani dengan PDIP?
Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu itu menambahkan strategi politik PDIP memilih Mahfud sebagai cawapres untuk Ganjar tentu didasari pertimbangan penting.
Misalnya, mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu merupakan tokoh kultural NU yang berpotensi menggaet suara nahdiyin.
BACA JUGA: Survei LSI: Prabowo-Erick Thohir Unggul 6,3 Persen dari Ganjar-Mahfud MD
Mahfud, tutur Panji, juga dikenal sebagai orang dekat Presiden Keempat RI K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang sangat berpengaruh di kalangan warga NU.
Panji memprediksi nahdiyin pencinta Gus Dur atau Gusdurian akan memilih Mahfud MD.
Adapun nahdiyin yang menjadi simpatisan atau pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), imbuh Panji, akan memilih Muhaimin Iskandar yang menjadi cawapres bagi Anies Baswedan.
“Jadi, NU terpecah, dan ini akan menambah basis pemilih Ganjar nantinya," tutur Panji.
Hal lain yang menjadi nilai tambah bagi Mahfud ialah potensinya menggerus basis massa Muhaimin Iskandar di Jawa Timur. Menko Polhukam RI itu juga mendapatkan banyak dukungan dari kalangan menengah ke atas.
Panji menganggap hal tersebut akan memperbesar peluang kemenangan Ganjar Pranowo. Penyandang gelar master of arts (MA) dari University of Waterloo, Kanada, itu menganggap kans Ganjar-Mahfud untuk menang makin besar asalkan bisa efektif menggunakan sisa waktu tiga bulan menuju Pemilu 2024.
Adapun Prabowo, kata Panji, harus menghadapi kenyataan tentang keterbatasan opsi untuk memilih cawapres dari tokoh NU.
Saat ini dua bakal cawapres dari tokoh NU, yakni Muhaimin dan Mahfud MD, sudah memiliki pasangan masing-masing.
“Tidak mungkin juga nekat memilih calon yang dari basis NU kultural atau Jawa Timur, apalagi ikut bertarung di Jawa Timur dengan dua calon lainnya," kata Panji.
Lebih lanjut Panji menambahkan Prabowo memang memiliki basis pendukung besar di Banten dan Jawa Barat. Namun, ada potensi pemilih Prabowo di kedua provinsi itu mengalihkan pilihan mereka kepada Anies Baswedan.
Oleh karena itu, Panji mengatakan langkah yang bisa dilakukan Prabowo ialah mencegah basis pemilihnya beralih ke kandidat lain, sekaligus memperbesar suara dari luar Jawa.
Menurut Panji, dalam kondisi seperti itu bisa jadi Prabowo akan menggaet pendamping dari luar Jawa.
“Sosok yang tersedia sekarang, ya, seperti Erick Thohir," kata Panji.(Antara/jpnn.com)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud Pakai Lagi Kemeja 5 Tahun Lalu, Ada Memori soal Batal Mendaftar ke KPU
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi