Bismillah

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Minggu, 06 Juni 2021 – 12:48 WIB
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com - Bismillah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Semua pasti sudah tahu soal itu.

Namun, beberapa hari terakhir ini di media sosial lagi trending Bismillah yang di belakangnya diberi embel-embel "Komisaris BUMN", sambil menyebutkan nama BUMN yang diinginkan.

BACA JUGA: Slank

Setiap akan melakukan sesuatu yang baik, seorang muslim diharuskan membaca Bismillah.

Kalimat itu merupakan awal dari Surah Alfatihah yang disebut sebagai induk Kitab Al-Qur'an.

BACA JUGA: Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom Dicibir Warganet, Begini Tanggapan Ridho Slank

Bahkan, setiap perbuatan yang tidak diawali dengan menyebut Bismillah akan ditolak oleh Allah swt.

Di Indonesia kalimat itu bisa berubah fungsi karena sekadar diucap tanpa paham maknanya.

BACA JUGA: Pernyataan Slank soal Abdee Negara Jadi Komisaris Telkom

Hal semacam ini sering terjadi. Ungkapan "Insyaallah", misalnya.

Ungkapan ini berarti "Jika Allah menghendaki", artinya jika seseorang berjanji, maka dia akan menepati janjinya.

Namun, sebagai manusia dia tidak kuasa memastikan kecuali atas izin Allah.

Dalam Al-Qur'an bahkan diingatkan agar seorang muslim tidak mengatakan secara pasti bahwa dia akan melakukan sesuatu esok hari. Ketika berjanji untuk melakukan sesuatu, seorang muslim harus mengatakan insyaallah, jika Allah menghendaki.

Namun, di Indonesia beda lagi. Ungkapan insyaallah bisa berubah makna. Kalau seseorang diminta hadir di sebuah acara dan menjawab insyaallah, maka konotasinya dia tidak akan hadir, atau minimal belum pasti hadir.

Padahal, yang benar harus sebaliknya, dia pasti akan hadir, kecuali jika Allah tidak menghendaki.

Ungkapan Bismillah menjadi trending topic karena banyak warganet yang kelihatan kesal atas pengangkatan Abdi Negara Nurdin alias Abdee Slank sebagai komisaris perusahaan plat merah PT Telkom.

Banyak yang menganggap Abdee tidak layak menjadi komisaris perusahaan sebesar dan sesetrategis PT Telkom.

Menteri BUMN Erick Thohir dianggap bagi-bagi jabatan untuk membayar utang budi kepada pendukung Jokowi. Semua tahu bahwa grup band Slank menjadi pendukung berat Jokowi sejak pilpres 2014 sampai sekarang.

Konser Dua Jari yang bisa mengumpulkan puluhan ribu massa pada 2014 merupakan hasil kerja Abdee Slank.

Konser itu memang banyak disebut sebagai salah satu "killing punch", pukulan mematikan yang memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla atas pesaingnya Prabowo-Hatta.

Nmaun, meski jasa Abdee cukup penting, ia tetap dianggap tidak pantas mendapat ganjaran sebagai komisaris Telkom, karena Abdee dinilai tidak punya ekspertis yang memadai.

Erick Thohir, tentu saja, membela diri. Ia menyebut Abdee diperlukan di Telkom karena mempunyai kemampuan dalam menciptakan konten-konten lokal. Alasan itu bisa saja dijadikan justifikasi, tetapi warganet tetap tidak percaya.

Kasus mirip Abdee pernah terjadi dalam skala yang lebih besar. Pada penyusunan Kabinet Indonesia Maju pada periode kedua, Jokowi memilih Wishnutama Kusubandio sebagai menteri pariwisata dan industri kreatif.

Wishnutama dikenal kiprahnya sebagai eksekutif media televisi. Ia kemudian digandeng oleh Erick Thohir untuk menggarap perhelatan Asian Games 2018 yang menampilkan pesta pembukaan dan penutupan yang spektakular. Atas jasa itu Wishnu diganjar menjadi menteri.

Namun, tidak sampai setahun terbukti kapasitas Wishnu tidak mencukupi, dan dia menjadi korban reshuffle pertama didepak dari kabinet.

Kemampuan kreatif di industri hiburan ternyata tidak jalan ketika diterapkan untuk memimpin kementerian. Skalanya tidak sama dengan Abdee, tetapi ada paralelnya. Kemampuan kreatif Abdee di industri musik tidak serta-merta menyambung ketika diterapkan di dunia korporasi.

Karena itu warganet pada protes. Dan protes itu berlangsung cukup lama. Lebih dari seminggu sejak Abdee diangkat, protes masih berlangsung.

Malah sekarang menjadi ramai lagi setelah cuitan "Bismillah Komisaris" muncul di twitter. Sindiran warganet ini lucu, tetapi tajam.

Ada yang menyebut Bismillah Komisaris sambil mencantumkan BUMN yang diincarnya, misalnya "Bimillah Komisaris PT Antam".

Para politis dan pengamat ramai merespons perkembangan ini. Ada yang mengatakan bahwa twit warganet itu adalah tumpahan kekesalan karena kejengkelan yang meluap. Meski begitu, kejengkelan itu diluapkan dengan sindiran yang sarkas dan cerdas sehingga sulit dijerat oleh Undang-Undang ITE.

Sudah banyak kejadian pengunggah kritik di medsos yang terjerat UU ITE. Musisi Ahmad Dhani Prasetyo yang mengunggah sebutan "idiot" di medsos, akhirnya mendekam di LP Medaeng karena terjerat pasal hate speech, ujaran kebencian.

Sama dengan Abdee, Dhani yang lebih dikenal sebagai Dhani Dewa, juga aktif terjun ke dunia politik dengan aksinya di media sosial maupun di panggung pertunjukan.

Bedanya, Abdee berada di pihak Jokowi, dan Dhani dikenal sebagai pendukung berat Prabowo Subianto.

Dhani bahkan pernah bertarung di arena pilkada mewakili Gerindra. Dhani belum beruntung.

Namun, istrinya, Mulan Jameela, diangkat menjadi anggota DPR RI dari Partai Gerindra melalui pergantian antar-waktu, 2020.

Para pendukung Jokowi sudah banyak yang kebagian jabatan di berbagai BUMN sebagai komisaris. Nmaun, kelihatannya bagi-bagi jabatan masih akan terus berlangsung, karena itu warganet mengunggah cuitan supaya para pendukung Jokowi bersabar karena antrean masih panjang.

Ungkapan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy yang sangat masyhur pada 1963 menyebutkan "ask not what your country can give, but ask what you can give for your country", jangan tanyakan apa yang bisa diberikan negara kepadamu, tetapi tanyakan apa yang bisa kamu berikan kepada negara.

Ungkapan itu sangat idealistis dan sangat patriotis. Sudah hampir 60 tahun ungkapan itu diucapkan, tetapi sampai sekarang masih tetap sering dikutip dalam pidato-pidato kepala negara dan politisi di seluruh dunia, karena masih dianggap relevan dengan perkembangan zaman.

Kennedy menekankan ketulusan dan keikhlasan dalam mengabdi kepada negara, tanpa harus meminta imbalan ganjaran atau jabatan.

Pada saat Kennedy berkuasa, Amerika tengah menghadapi persaingan Perang Dingin yang keras dengan Uni Soviet.

Perang dingin itu nyaris pecah menjadi perang panas saat terjadi insiden Teluk Babi, 1961.

Ketika itu Amerika dan Kuba sudah saling menyerang di Teluk Babi. Amerika ingin menyerang Kuba yang merupakan negara komunis satelit Uni Soviet.

Namun, serangan Amerika bisa dipatahkan dan Amerika menarik mundur pasukannya.

Kalau saja insiden Teluk Babi menjadi perang terbuka, maka Amerika akan berhadapan langsung dengan Uni Soviet. Adu senjata mutakhir bisa saja terjadi, dan perang dunia ketiga bisa menjadi kenyataan.

Ketika itu Kennedy mengatakan 'right or wrong my country' benar atau salah tetap negaraku. Ungkapan itu ditujukan untuk menegaskan nasionalisme dan patriotism bangsa Amerika. Sampai sekarang ungkapan itu tetap sering diungkapkan oleh politisi dan kepala negara.

Di Indonesia kubu pendukung Jokowi bisa memakai ungkapan 'right or wrong my country'. Namun, kubu anti -okowi bisa meledek para buzzer dengan ungkapan 'ask not what your country can give', jangan minta jabatan komisaris kepada negaramu. (*)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Bismillah   Cak Abror   Abdee Slank   BUMN   Telkom  

Terpopuler