jpnn.com, BANDUNG - Duet TB Hasanuddin-Anton Charliyan pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) memperoleh dukungan tambahan. Ada eksponen Muhammadiyah Jabar yang memutuskan mendukung duet yang dikenal dengan sebutan Hasanah itu.
Sekelompok warga Muhammadiyah mendeklarasikan Jaringan Pemilih Pintar Hasanuddin-Anton Amanah (Japri Hasanah) untuk mendukung duet calon gubernur dan calon wakil gubernur dari PDIP itu di Bandung, Minggu (28/1). Setidaknya delapan perwakilan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) kabupaten/kota yang hadir dalam deklarasi Japri Hasanah.
BACA JUGA: Pesan Bu Mega: Hadapilah Kampanye Negatif dengan Senyuman
Perwakilan PDM yang ikut dalam Japri Hasanah antara lain dari Bandung, Garut, Sumedang, Cianjur dan Purwakarta. Ketua Japri Hasanah Kaspul Anwar mengatakan, dukungan untuk duet Hasanuddin-Anton sudah didahului diskusi panjang dan pertimbangan matang.
Kaspul menuturkan, pihaknya kerap berdiskusi dengan Hasanuddin jauh sebelum mantan sekretaris militer kepresidenan itu dicalonkan oleh PDIP untuk menjadi cagub Jabar. Karena itu, warga Muhammadiyah pun merasa sreg terhadap Hasanuddin.
BACA JUGA: Megawati Wanti-wanti Calon dari PDIP Jangan Korupsi
“Begitu Pak Hasan muncul sebagai calon gubernur, apa salahnya mereka mendukung. Mereka tidak melihat partai tapi figur,” imbuhnya.
Sebagai kader Muhammadiyah, Japri Hasanah memutuskan dukungan berdasar ajaran Islam, termasuk dalam memilih pemimpin. Apalagi, sambung Kaspul, nama Hasan memiliki arti baik. Bahkan, Kaspul menilai Hasan sebagai sosok yang pintar, kalem tapi tetap berisi.
BACA JUGA: Istimewa, Empat Jenderal Ikut Sekolah Partai PDIP
Karena itu, Japri Hasanah akan berupaya memenangkan duet Hasanuddin-Anton. Caranya bisa melalui pengajian ataupun forum-forum diskusi.
“Kami punya jaringan di setiap kecamatan, kami akan kenalkan pasangan ini. Bisa melalui pengajian, diskusi, karena kegiatan kami ormas, tapi tidak menggunakan ormas karena ini politik praktis,” paparnya.
Menurut Kaspul, Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan keagamaan. Namun, sambungnya, warga Muhammadiyah tetap mempunyai hak politik masing-masing dalam menentukan sosok pemimpin mereka.
“Muhammadiyah bukan organisasi politik, tapi organisasi dakwah. Mungkin ini sebagai bentuk dakwah, calonnya orang Sunda, milih pemimpin perintah Islam. Ini pribadi saya, apalagi ini bukan memilih partai, tapi figur,” bebernya.(nda/pjs/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anton Charliyan Respons Positif Pj Gubernur dari Polri
Redaktur & Reporter : Antoni