jpnn.com, JAKARTA - Permintaan jasa logistik pada Ramadan tahun ini diprediksi meningkat 30-40 persen.
Kenaikan itu selalu terjadi setiap Ramadan. Untuk tahun ini kenaikan mulai terasa sejak awal Mei.
BACA JUGA: Harga Stabil, Stok Beras Aman untuk 4 Bulan
Di sisi lain, para pengusaha menilai armada yang ada masih cukup memadai.
’’Tidak ada penambahan armada karena masih cukup,’’ jelas Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita, Minggu (27/5).
BACA JUGA: Rayakan HUT ke-28, HDCI Serahkan Ambulans ke PMI
Kenaikan permintaan yang lebih awal juga tidak terlepas dari libur Lebaran yang relatif lebih lama daripada tahun-tahun sebelumnya.
’’Kenaikan permintaan itu untuk mengisi stok di daerah-daerah serta mengejar ekspor untuk dikirim lebih awal,’’ tambah Zaldy.
BACA JUGA: 2017, PT Supra Boga Lestari Catat Pertumbuhan Positif
Di sisi lain, para pebisnis logistik juga dimudahkan dengan sarana infrastruktur yang memadai.
Adanya penambahan sarana memberikan alternatif pilihan jalur logistik yang lebih banyak.
Misalnya, pembangunan sejumlah pelabuhan dan bandara di daerah-daerah.
Meski ditopang dengan infrastruktur, secara umum bisnis logistik pada tahun ini masih berat.
Pada 2018, pihaknya memperkirakan bisnis logistik bisa tumbuh sekitar 12 persen.
“Namun, bergantung kondisi ekonomi di paruh kedua 2018 yang kelihatannya cukup berat,’’ ujar Zaldy. (res/c22/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Takjil Gratis Hingga Ustaz Keliling di SPBU Pertamina
Redaktur & Reporter : Ragil