jpnn.com - JAKARTA- Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, bisnis perawatan pesawat atau Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) merupakan industri strategis. Sebab, berteknologi tinggi dan mempekerjakan tenaga kerja berkompetensi tinggi.
“MRO merupakan industri berkarakteristik khusus karena capital intensive sekaligus labor intensive. Perbaikan pesawat tidak bisa diotomatisasi sehingga jumlah SDM harus tersedia dengan kemampuan unggul, salah satunya melalui pembangunan politeknik yang fokus ke industri dirgantara,” papar Putu, Rabu (13/4).
BACA JUGA: Target Penyaluran KPR Tumbuh 30 Persen
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan IAMSA Richard Budihardianto mengatakan perusahaan MRO di luar negeri terus meningkatkan kapasitas dan penyediaan fasilitas.
Berdasarkan kalkulasinya, peluang bisnis MRO didapat dari anggaran pemiliharaan setiap maskapai yang sedikitnya USD 1 miliar atau sekitar Rp 13,2 triliun per tahun.
BACA JUGA: Anak Usaha PT Pelni Siapkan Investasi Rp 15 Miliar
“Dengan kenaikan jumlah penumpang rata-rata 15 persen per tahun dan bahkan lebih maka industri MRO nasional harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Jika kita tidak bangun sendiri, asing yang akan ambil peluang,” tuturnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Saldo Minimalis Tetap Bisa Ambil KPR
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Tarif Listrik Naik Juni Nanti
Redaktur : Tim Redaksi