Bisnis Setan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 30 Agustus 2022 – 16:01 WIB
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Mie Gacoan menjadi salah satu makanan paling favorit bagi anak-anak milenial. 

Di mana-mana gerai mi itu penuh oleh antrean anak-anak yang mau dine in, makan di lokasi, dan para driver ojol yang mengantre makanan untuk melayani pemesanan melalui online.

BACA JUGA: Dikritik Anggota MUI, Pesulap Merah: Saya Bersuara agar Masyarakat Tidak Dibodohi

Belakangan Mie Gacoan menambah sensasi baru karena beritanya viral di mana-mana, setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak memberikan sertifikasi halal terhadap produk makanan dan minuman di gerai itu. 

Salah satu alasannya adalah produknya tidak memenuhi persyaratan halal karena namanya yang berkonotasi negatif.

BACA JUGA: MUI Sulsel Dukung Tindakan Unhas yang Usir Mahasiswa Bergender Netral

Gacoan oleh MUI diterjemahkan sebagai taruhan, sehingga dianggap ada unsur judi dalam nama itu. 

Belakangan ini orang menjadi sensitif kalau mendengar istilah judi, atau apapun yang berkaitan dengan judi. 

BACA JUGA: Gegara Ini Mi Instan Indonesia Ditolak Masuk Taiwan

Istilah 303 sekarang menjadi populer sebagai sebutan untuk judi. 

Angka itu merupakan pasal di KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) yang mengacu pada tindak perjudian.

Populernya istilah 303 berkaitan dengan ramainya kasus Ferdy Sambo yang disebut-sebut sebagai kaisar yang mengendalikan konsorsium judi online dengan omzet triliunan rupiah.

Informasi itu bersumber dari konten bersisi diagram ‘’Kaisar Sambo’’ yang beredar luas di media sosial. 

Belum ada konfirmasi resmi mengenai informasi itu, tetapi sebagian publik menganggapnya sebagai kebenaran.

Mie Gacoan tidak ada hubungan dengan konsorsium judi online 303. 

Nama gacoan bukan dimaksudkan sebagai taruhan dalam bentuk perjudian, gacoan lebih diartikan sebagai jagoan. 

Di Jawa Timur istilah ‘’gaco’’ sering dipakai dalam permainan anak-anak untuk menggambarkan sesuatu yang lebih unggul dan lebih kuat.

Salah satu faktor ‘’memberatkan’’ yang membuat Mie Gacoan tidak mendapat sertifikasi halal adalah karena menu-menu yang disajikan di gerai itu mempunyai nama-nama yang negatif.

Beberapa menu andalan diberi nama seram seperti mi iblis, mi setan, es genderuwo, es pocong, es kuburan, dan beberapa nama horor lainnya. 

Nama-nama itu dipakai sebagai sensasi dan bagian dari marketing gimmick, sebuah trik marketing untuk membuat konsumen tertarik.

Nama-nama seram itu dipakai untuk memberi identitas kepada menu yang ekstrem, terutama tingkat kepedasannya. 

Banyak di antara nama-nama itu yang ditempelkan sekadar untuk sensasi marketing saja. 

Es genderuwo hanya es biasa dan es pocong pun tidak banyak bedanya dari minuman lain.

Di Surabaya, nama-nama makanan yang seram menjadi sensasi marketing sejak dekade 1990-an.

Salah satu yang paling fenomenal adalah ‘’Rawon Setan’’ yang membuka gerai di Jl Embong Malang di pusat kota Surabaya. 

Tidak ada yang seram dalam gerai rawon ini, dan tidak ada yang menakutkan dalam menu rawon.

Bentuk kuah rawon yang hitam pekat memang sudah menjadi ciri khas rawon di mana pun, tidak ada hubungan dengan setan.

Awal mula nama Rawon Setan juga tidak muncul dari ide pemiliknya, tetapi diberikan oleh para pelanggannya. 

Penjual rawon itu membuka warung kecil di pinggir jalan pada malam hari sampai menjelang subuh. 

Sebagaimana warung kecil pada umumnya, warung rawon itu juga tidak punya nama.

Para pelanggannya kebanyakan orang-orang yang kerja malam hari atau orang-orang yang bekerja di industri hiburan malam. 

Tidak jarang terlihat wanita-wanita pekerja malam--dengan masih mengenakan ‘’pakaian dinas’’ yang serba seksi--makan di warung itu.

Dari kombinasi faktor buka malam dan pelanggan-pelanggan yang melek malam itulah kemudian muncul sebutan rawon setan.

Penyebutan dari mulut ke mulut itu menjadi berkah bagi pemilik warung. Pelanggannya semakin ramai dari berbagai kalangan.

Warungnya kemudian dibangun lebih besar dan rapi, dan di depan warung tertulis papan  nama besar ‘’Rawon Setan’’.

Nama yang seram ternyata membawa berkah. Sekarang Rawon Setan menjadi salah satu ikon wisata kuliner paling terkenal di Surabaya. 

Setiap wisatawan kuliner yang berkunjung ke Surabaya selalu akan mampir ke Rawon Setan. Sukses Rawon Setan mengilhami munculnya rawon-rawon yang lain, misalnya ‘’Rawon Kalkulator’’ di kompleks Taman Bungkul. 

Sama dengan rawon setan, nama rawon kalkulator juga tidak muncul dari pemilik warung. 

Nama itu muncul dari pelanggan yang melihat ulah lucu pelayan warung yang bisa menghitung dengan cepat seperti kalkulator.

Sukses Rawon Setan menjadi ilham bagi pebisnis kuliner lain. Nama-nama seram dan mistis bermunculan. 

Sangat mungkin Mie Gacoan mendapat inspirasi dari Rawon Setan sehingga kemudian memberi nama-nama seram pada menu-menunya.

Mungkin tidak ada tendensi lain kecuali mencari terobosan marketing. 

Bisnis setan adalah istilah yang diterapkan oleh Prof. Reynald Kasali untuk mengidentifikasi bisnis yang melibatkan produk-produk horor, mulai dari kuliner, pariwisata, sampai hiburan.

Film-film horor menjadi favorit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Lima besar film box office Indonesia didominasi oleh film horor.

Film-film seperti ‘’KKN di Desa Penari’’ menghasilkan pemasukan puluhan juta dolar AS.

Bisnis setan menghasilkan pesohor-pesohor baru. Pesulap Merah menjadi terkenal karena berseteru dengan Gus Samsudin, yang mengaku sebagai ahli penyembuhan berbagai macam penyakit. 

Samsudin juga jago melakukan trik-trik ajaib dengan menggunakan ilmu-ilmu tertentu.

Samsudin menjadi terkenal karena ilmunya itu. Akan tetapi, kemudian muncul si Pesulap Merah yang membongkar kebohongan Samsudin.

Perseteruan kedua orang itu diikuti dengan sangat antusias oleh jutaan viewers di media sosial.

Di tengah ramainya isu klenik dan mistik, muncul berita viral mengenai warung tegal yang selamat dari kebakaran besar di wilayah Simprug Jakarta. 

Pekan lalu lokasi perkampungan itu ludes dilalap api, tetapi ada satu warung yang secara ajaib lolos dari jilatan api dan tetap utuh, meskipun semua bangunan di sekitarnya hancur menjadi puing-puing.

Publik dibuat kagum ketika menyaksikan video kebaran besar yang melalap semua bangunan tetapi menyisakan satu warung yang tetap berdiri utuh. 

Warung itu bernama ‘’Pesona Dua Putri’’, tetapi para netizen menyebutnya sebagai ‘’Warung Barokah’’. 

Kabarnya pemilik warung itu suka membagi-bagi makanan kepada fakir miskin setiap Jumat.

Program itu sering disebut sebagai ‘’Jumat Barokah’’. 

Amalan itulah yang disebut-sebut menyelamatkan warung itu dari api.

Petugas pemadam kebakaran bisa menjelaskannya secara ilmiah. 

Warung itu selamat karena ada kompartemenisasi yang menyebabkan bangunan kecil itu tidak terjalar api. 

Bahan bangunan dari bata tahan api juga menjadi penyebab warung itu selamat.

Itulah penjelasan ilmiahnya. Akan tetapi, publik sudah telanjur percaya bahwa warung itu selamat karena ‘’barokah’’. 

Warga sekitar warung kesal terhadap fenomena warung barokah, karena mereka merasa tidak pernah ‘’mendapat barokah’’, berupa bagi-bagi makanan gratis dari warung itu. 

Warga protes dengan melakukan vandalisme mencorat-coret warung itu.

Sama dengan kasus rawon setan dan rawon kalkulator, pemilik Warung Barokah juga tidak tahu-menahu mengenai asal-usul nama itu, karena nama itu muncul dari publik dan warganet. 

Kalau sekarang ada warga yang protes, seharusnya protes kepada warganet yang memberikan nama Warung Barokah. 

Warga juga bisa protes kepada para selebgram yang beramai-ramai membuat konten dari warung itu.

Bisnis setan maupun bisnis ala Warung Barokah adalah hasil dari digital marketing yang diciptakan oleh dunia maya. 

Semua orang bebas memilih strategi mana yang dipilih. Mau ikut jalan setan atau jalan barokah, pilihan ada di tangan Anda. (*)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Mi Gacoan   MUI   marketing   Bisnis   digital   Rawon  

Terpopuler