jpnn.com, MAGETAN - Penjualan jenang candi meningkat signifikan seiring tingginya permintaan konsumen selama bulan Ramadan dan menjelang Lebaran 2021.
Wiwit, Pemilik usaha pembuatan merupakan jajanan khas Kabupaten Magetan, Jawa Timur itu mengatakan dalam sehari penjualan jenang candi bisa mencapai 50 loyang.
BACA JUGA: Ikhtiar Magdalena Bantu UMKM Kuliner
"Bahkan terkadang bisa lebih. Padahal sebelumnya sepi akibat pandemi dan pengetatan karena larangan hajatan. Alhamdulillah pandemi tahun kedua mulai ada peningkatan," ujar Wiwit di Magetan, Sabtu (8/5).
Menurut dia, peningkatan penjualan biasanya karena kebutuhan masyarakat yang menjadikan jenang candi sebagai jajanan khas serta kebutuhan untuk hajatan pernikahan.
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Kuliner Indonesia sebagai Kekuatan Diplomasi Internasional
Bubur yang terbuat dari tepung ketan itu juga dibuat dengan santan kelapa dan gula merah.
Wiwit menyebut untuk 50 loyang dibutuhkan bahan baku 20 kilogram tepung beras ketan, 60 butir kelapa tua, dan 20 kilogram gula merah.
"Mendekati lebaran nanti produksi jenang bisa mencapai 100 kilogram tepung beras ketan per harinya," katanya.
Wiwit menjelaskan jenang candi produksinya memiliki cita rasa gurih dan legit. Ketahanan konsumsi jenang candi berlaku hanya satu minggu di suhu ruang. Hal itu karena diproduksinya tanpa bahan pengawet. Selain itu, pihaknya juga menggunakan bahan baku pilihan yaitu dari beras ketan pilihan dan kelapa yang dipilih benar-benar tua.
"Sehingga santan yang keluar adalah santan kanil. Santan dan beras ketan pilihan ini yang mempengaruhi cita rasa jenang candi yang khas. Di sisi lain proses pembuatan jenang candi sendiri membutuhkan ketelatenan dan kesabaran," katanya.
Wiwit mengatakan harga per loyangnya dibanderol Rp 38.000 dengan bobot mencapai satu setengah kilogram. Ditambah dengan taburan biji wijen sebagai "topping" dipastikan semakin banyak yang suka," ujarnya.
Pihaknya berharap memasuki tahun kedua pandemi wabah Covid-19 ini penjualan jenang candinya lebih baik.
"Semoga jenang candi sebagai jajanan khas Magetan bisa terus eksis, sehingga tetap berproduksi di berbagai macam situasi," katanya. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia