BK DPR Panggil Pelaku Dugaan Suap Calon Hakim Agung

Senin, 30 September 2013 – 15:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Badan Kehormatan (BK) DPT RI memanggil anggota Komisi III DPR, Bachrudin Nashori, pelaku "Transaksi di Toilet DPR" saat seleksi Calon Hakim Agung (CHA) tahun 2013, 18 September lalu. Saat itu Bachrudin bertemu dengan Hakim Sudrajat Dimyati di toilet, yang kemudian diduga sebagai upaya lobi-lobi terkait pemilihan CHA.

Namun hal itu kembali dibantah Bacruddin saat memenuhi panggilan BK, Senin (30/9). Menurutnya, pertemuan dengan Sudrajat di toilet DPR hanya kebetulan. Karena saat itu datang terlambat dan sebagai Ketua Kapoksi PKB di Komisi III, dia tak hapal semua CHA. Nah, di sela-sela fit and proper test CHA itu, dia keluar ingin ke toilet dan kebetulan bertemu Sudrajat.

BACA JUGA: Demo, Mahasiswa Ingin Turunkan Bendera di Depan KPK

"Logikanya kalau saya mau ada janji ngapain di toilet. Kedua, harusnya kan yang di pojok dong, kalau di situ kan kelihatan dari pintu. Saya sopontan keluarin kertas dan bertanya 'hakim perempuan ini apakah hakim karir dan non karir," kata Bachrudin menjelaskan.

Selesai pertemuan singkat itu, Bachrudin langsung mencuci tangan. Saat itu, diakui Bachrudin ada orang di sebelahnya tapi tidak tahu kalau itu adalah wartawan. Selesai di toilet, diapun ke luar dan tak lama kemudian dia dikejar oleh starnya.

BACA JUGA: Wakil Ketua KPK Sebut Kinerja Polri Belum Benar

"Terus staf saya mengejar saya, dia bilang wartawan ramai ngomongin lobi. Terus saya ngomong ke wartawannya Demi Allah, saya gak terima apapun dari orang itu (Sudrajat), kertas yang kamu duga amplop keluar dari kantong saya, saya buka terus saya masukin lagi," tutur politikus PKB itu.

Namun, Bachrudin menyayangkan karena informasi yang beredar terlalu jauh dan mengarah pada dugaan adanya lobi-lobi antara dirinya dengan CHA Sudrajat. Dia menyayangkan karena oknum wartawan tersebut tidak mau menjelaskan apa yang dia lihat ke Komisi Yudisial (KY).

BACA JUGA: Sembuh dari Ambien, Luthfi Jalani Sidang Kamis

"Pertama, si Misbahul (oknum wartawan) diundang sama KY gak mau datang. Kedua, teman saya telpon Misbachul jawabannya 'saya hanya menduga-duga saja'. Dia gak sadar berandai-andai itu membuat fitnah, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," kata Bachrudin.

Karena itu, Bachrudin yang sudah dirotasi FPKB ke komisi II DPR berharap Misbachul meminta maaf. Namun bila itu tak dilakukan, Bachrudin berencana membawa masalah ini ke Dewan Pers.

"Saya harap Misbahul Munir untuk tampil dan minta maaf. (Kalau tidak)Saya serahkan ke Dewan Pers. Kan kita negara hukum," tandasnya.(Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Gencarkan Lobi demi Loloskan Ruhut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler