BKD Lacak Dugaan Data Siluman Honorer K2

Selasa, 25 Februari 2014 – 02:28 WIB

jpnn.com - SAMPIT – Permintaan Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, Supian Hadi agar instansi terkait terutama Badan Kepegawaian Daerah (BKD) mengevaluasi pengumuman honorer K2 setelah adanya dugaan data siluman dua oknum guru SMK Negeri 1 Pulau Hanaut, langsung ditindaklanjuti.

BKD Kotim telah mengumpulkan data-data adanya dugaan data siluman tersebut. Pemeriksaan berkas daftar ulang peserta honorer K2 yang dinyatakan lulus yang dimulai dari tanggal 24 Februari sampai 7 Maret, akan dilakukan lebih teliti untuk menemukan apakah benar adanya dugaan tersebut.

BACA JUGA: BKD Usulkan 500 Formasi CPNS 2014

“Kita tetap akan mengecek informasi-informasi tersebut, makanya mereka (peserta honorer K2) jangan bergembira dulu. Kata KemenPAN-RB saat ini kan masih tahap seleksi, daftar ulang ini kan namanya seleksi berkas,” ungkap Kepala BKD Kotim Yanero, Senin (24/2).

Ditambahkan Yanero jika memang dalam proses daftar ulang nanti ditemukan adanya kejanggalan pada peserta honorer K2 maka pihaknya tidak akan ragu-ragu untuk meneruskan temuan tersebut ke KemenPAN-RB, yang sanksinya kemungkinan besar akan  membatalkan kelulusan peserta tersebut.

BACA JUGA: Di Mimika Papua, Hasil Tes CPNS 2013 Belum Diumumkan

“Kita akan mencatat laporan yang saat ini ada di media, yang melaporkan dugaan tersebut akan kami panggil. Apa benar soal dugaan data siluman peserta honorer K2 di SMK Negeri 1 Pulau Hanaut?,” ucapnya.

Sementara itu, mengenai adanya penambahan peserta honorer K2 yang tidak sesuai dengan data uji publik daftar nama tenaga honorer K2 yang diumumkan Pemkab Kotim pada 27 Maret 2013 lalu, dibantah keras oleh Yanero.

BACA JUGA: Pekan Ini Usulkan Formasi CPNS 2014

Menurutnya daftar nama dari KemenPAN-RB sebanyak 400 orang kemudian yang mengikuti tes sebanyak 384 orang, sedangkan yang lulus sebanyak 242 orang.

“Jangan menuduh seperti itu, kita memaklumi mungkin lagi emosi. Kalau menyebut 600 orang kasihan petugas yang ikut mengawasi. Engak benar itu,” tegasnya.

Menurut Yanero dalam pemeriksaan berkas peserta honorer K2 tidak hanya dilakukan oleh BKD saja melainkan juga melibatkan instansi terkait seperti Dinas  Pendidikan (Disdik) Kotim, kemudian setelah itu baru diajukan ke KemenPAN-RB. Setelah pengajuan tersebut, KemenPAN-RB melakukan pemeriksaan data yang kemudian menentukan siapa-siapa saja yang dapat mengikuti tes honorer K2.

“Kalau memang kemungkinan ada pemalsuan atau tidak benar cara-caranya sudah ditegaskan oleh KemenPAN-RB bakalan tidak akan lulus. Kalau memang terbukti, kami tidak segan-segan akan melaporkan ke KemenPAN-RB,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Algamix, salah seorang guru honorer di SMKN 1 Pulau Hanaut mengungkap dugaan data siluman peserta honorer kategori 2 (K2) yang dinyatakan lulus seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Algamik kembali menunjukkan berkas hasil uji publik tenaga honorer K2 yang diumumkan Pemkab Kotim pada 27 Maret 2013. Dari lima orang yang dinyatakan lolos uji publik dari SMK Negeri 1 Pulau Hanaut tidak ada sama sekali nama dua oknum guru yang berinisial AW dan SW.

“Sudah jelas bahwa dalam uji publik daftar nama tenaga honorer K2 ini tidak ada nama keduanya. Bahkan mereka berdua ini di kampung mengaku kalau mengikuti CPNS melalui jalur umum makanya kita bingung, kok bisa lulus honorer K2,” ungkap Algamix akhir pekan lalu  saat bertandang ke Redaksi Radar Sampit (Grup JPNN).

Ditambahkan Gamix upaya yang dilakukan bukan untuk mencari sensasi atau mencemarkan nama baik orang lain, bukan pula karena tidak lulus seleksi CPNS melalui jalur honorer K2.

Justru dirinya mengungkapkan kebenaran agar kejadian ini tidak terulang lagi terlebih bukti yang dimilikinya sudah lengkap. Begitu juga dengan saksi-saksi seperti Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Pulau Hanaut,yang mengaku tidak pernah menandatangani berkas pendataan honorer K2 atas nama AW dan SW.

“Kami sudah punya banyak saksi dan siap untuk memberikan keterangan. Biar hal seperti ini (kecurangan, Red) tidak terulang lagi. Saya juga curiga jumlah peserta honorer K2 ini tidak transparan, waktu uji publik sebanyak 334 orang, BKD bilang  400 orang padahal waktu ujian tertulis kemungkinan sampai 600 orang,” jelasnya. (tha)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berebut Ikan, Nelayan Lempar Bom


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler