Blackberry Ilegal Kian Merajalela

Jumat, 22 Oktober 2010 – 06:06 WIB

JAKARTA - Pasar ponsel dalam negeri dibanjiri Blackberry (BB) ilegalManisnya penjualan gadget berteknologi tinggi ini memicu terjadinya penyelundupan sedikitnya 600 ribu unit sejak awal tahun sampai dengan Agustus 2010.

Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot S Dewa Broto, mengatakan sejak awal tahun 2010 sampai dengan Agustus impor Blackberry resmi sudah mencapai 1,5 juta unit

BACA JUGA: 1.457 Karya Inovasi Sudah Dikumpulkan PLN

Sementara produk ilegalnya mencapai 40 persen dari jumlah resminya
"Tapi (yang ilegal) itu di luar yang 1,5 juta itu atau sekitar 600 ribu unit," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/10).

Gatot mengatakan, saat ini produk tidak resmi itu sudah beredar di pasaran dan sulit untuk dikenali secara awam

BACA JUGA: Menristek Luncurkan Robot Karya PLN

Pemerintah sudah melakukan penggeledahan beberapa kali namun belum sempat memergoki
"Yang terbaru kan di Tunjungan Plasa (Surabaya) tetapi tidak sempat ditemukan," ucapnya.

Pemerintah memiliki alat dan cara pengecekan tersendiri untuk membedakan BB yang masuk secara resmi dengan ilegal

BACA JUGA: Pengguna IE Turun, Firefox Naik

Caranya adalah dengan menyesuaikan apakah sertifikatnya asli atau tidak dan nomor serinya sesuai atau tidak"Kalau masyarakat awam tidak bisa membacanya," terusnya.

Menurut Gatot, dalam mengantisipasi hal ini, pemerintah yang terdiri atas Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Menkominfo, dan Dirjen Bea Cukai, sudah ada MoU dan bekerja seoptimal mungkinNamun penyelundupan tetap terjadi.

Setidaknya ada empat cara yang dilakukan penyelundup BB untuk masuk ke pasar IndonesiaPertama, kata Gatot, dengan cara mengoprek-oprek sendiri dari komponen yang sudah dibawa dan tersedia di dalam negeri"Istilahnya kanibalisme," jelasnya.

Kedua, BB dibawa by man atau oleh perorangan dicicil sedikit demi sedikit sehingga besar peluang lolos di gerbang masuk udara atau pun laut"Misalnya bawa dari Singapura atau negara lain, itu masih bisa masuk karena kalau bawanya sedikit kan tidak ketahuan," terusnya.

Cara ketiga adalah melalui perairan Indonesia yang sangat luas di luar gerbang pelabuhan resmi untuk ekspor dan imporSelain sekitar Kepulauan Riau, BB besar peluang masuknya lewat Selat Malaka, Perairan Barat, dan Laut Sulawesi.

Cara terakhir adalah dengan memalsukan label hologram yang ditentukan pemerintahCara ini juga memungkinkan terjadi karena kecanggihan teknologi"Jadi empat cara itu yang kami perkirakan sebagai cara masuknya BB ilegal," jelasnya.

Menurut Gatot, penjualan BB di Indonesia memang meningkat tajamBahkan saat ini menjadi salah satu yang terbesar di kawasan Asia Pasifik dengan penjualan di atas 1,8 juta per tahun"Perilaku konsumtif kita memang sangat tinggiItu sebabnya kami sempat galak beberapa waktu lalu karena untuk melindungi perilaku konsumen kita," terangnya.

Hal itu juga yang membuat pemerintah cerewet meminta kepada penyedia layanan agar membuka layanan after sales lebih banyak di Indonesia karena penjualannya terlanjur tinggi"Sejak 21 Agustus 2010 lalu sudah mulai ada aftersalesnya," ucapnya

Kasubdit Pengawasan Barang Direktorat Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Veri Anggrijono, mengatakan pihaknya secara berkala melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah lokasi"Temuannya kami duga ada jual beli kartu garansi, barang tipe baru tapi menggunakan nomor pendaftaran lama, ada juga temuan menggunakan jual beli kartu garansi, nomor pendaftaran Disperindag IndonesiaKami akan teliti lagi, cocokkan data impor dengan data di BPS dan asosiasi menanggapi dugaan kenaikan impor illegal itu," katanya, kemarin.

Menurut Veri, filter untuk masuknya barang-barang impor dari luar negeri, terutama produk BB, pada saat ini adalah sertifikasi dari Ditjen PostelAdapun Kemendag akan mengawasi peredaran barang tersebut pasca keluar dari pelabuhan, dimana produk yang beredar di pasar domestik tersebut harus dilengkapi dengan buku manual dan garansi dalam bahasa Indonesia.

"Masalahnya barang yang diawasi ini banyak, kami mengambil case yang menarik perhatian dan banyak dikonsumsi masyarakatMemang untuk kasus Blackberry, diindikasikan ada pendaftaran jual beli kartu garansi, banyak ditemukan yang mendaftar di daerah itu bukan produsen atau importir terdaftar tetapi toko-toko," lanjutnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjut Veri, izin pendaftaran yang sebelumnya diserahkan ke daerah ditarik kembali ke pusat.(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengguna FB Indonesia Nomor 2 di Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler