jpnn.com, INDRAMAYU - Perselisihan Lucky Hakim dengan Nina Agustina, dua pasangan calon (paslon) Bupati Indramayu, masih terbawa hingga debat publik Pilbup Indramayu 2024.
Debat publik perdana Pilbup Indramayu itu digelar di Hotel Holiday Inn, Kota Bandung pada Senin (4/11) malam dan diikuti tiga paslon.
BACA JUGA: Lucky Hakim Bantah Simpatisannya Mengadang Rombongan Nina Agustina
Sebelum debat berlangsung, publik sudah lama menyoroti kontestasi politik daerah di Kabupaten Indramayu ini.
Lucky Hakim dan Nina Agustina, pasangan bupati dan wakil bupati periode 2021-2026 itu kembali bersatu. Namun, sebagai kandidat Cabup Pilkada serentak 2024.
BACA JUGA: Begini Misi Lucky Hakim untuk Membangun Indramayu
Diketahui, Lucky Hakim mengumumkan pengunduran dirinya sebagai wakil bupati di 2023.
Akan tetapi, ada yang menarik dalam debat semalam. Lucky Hakim yang berpasangan dengan Syaefudin langsung tancap gas menjabarkan program kerja yang ditawarkan.
BACA JUGA: Gerindra Indramayu Tolak Lucky Hakim Jadi Calon Bupati, Dianggap Tak Punya Etika
Beberapa momen, Lucky menyentil kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Bupati Nina Agustina, yang dalam Pilkada ini berpasangan dengan Tobroni.
Salah satunya ialah saat Lucky Hakim secara terang-terangan mengungkapkan alasannya mundur sebagai wakil bupati 2023.
Hal itu disampaikannya Lucky saat menjawab pertanyaan dari paslon nomor 1 Bambang Hermanto terkait yang dilakukannya selama menjabat orang nomor dua di Kabupaten Indramayu mendampingi Nina Agustina.
Lucky mengaku, selama menjabat segala Wabup Indramayu saat itu hanya mendapatkan tiga kali disposisi dari Nina Agustina.
"Tugas pokok dan fungsi seorang wakil menurut saya amanat UU itu ya membantu bupati bila diberikan disposisi. Tapi, kalau tak mendapatkan (disposisi) maka saya berfungsi dalam pengawasan internal, seperti selalu menghubungi dinas, mengevaluasi dan monitoring dinas yang ada," kata Lucky.
"Seingat saya ketika menjabat wabup itu tiga kali disposisi, yakni datang ke Bandung bertemu Bupati Bandung, lalu ke Bandung bertemu BP2MI, dan terakhir menjadi pemimpin upacara 17 Agustus 2021," sambungnya.
Karena kondisi itulah, yang melandasi dia mundur dari jabatannya sebagai wakil bupati. Lucky tidak ingin gaji yang diterimanya dari yang rakyat itu sia-sia karena dirinya tidak bekerja.
"Saya pun sadar keputusan saya (mundur) bisa memberikan konsekuensinya, semisal karir politik yang buruk. Tetapi, atas nama masyarakat, saya tak tega keuangan Indramayu menjadi boros karena menggaji buta saya, maka saya mundur," ujarnya.
Lucky juga menyinggung terkait kepemimpinan petahana sekaligus cabup nomor urut 3, Nina Agustina. Menurut dia, bupati bukanlah raja yang mesti dilayani rakyatnya, tetapi sebagai pelayan yang mendengar keluh kesah rakyat, bersikap ramah, dan bertutur kata lembut.
"Kami sudah kunjungi semua desa di Indramayu dengan 1.700 lebih tempat untuk mendengarkan keluhan semua kelompok sosial masyarakat," tuturnya.
"Ibu Nina, saya enggak berani menjelekkan ibu. Tetapi, selama turun ke masyarakat saya mendengar langsung keluhan masyarakat, seperti sawah kering, sawah yang gagal panen, dangkal muara, sulitnya melaut, sampai sulitnya perizinan, juga masih banyak yang putus sekolah, hingga Indramayu berada di posisi daerah termiskin di Jabar. Ini semua harus dikerjakan segera," lanjutnya.
Dia pun menegaskan, masalah-masalah tadi tidak mungkin diselesaikan secara solo karier, tak boleh sedikit-sedikit pecat, mutasi, lapor polisi, dan tak ada lagi guru sebagai alat politik.
"Kami berharap Indramayu berkembang dan maju. Indramayu aman, nyaman, lewat visi kami wong reang," tandasnya. (mcr27/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina