Blok Wabu Akan Digarap Antam, Filep Wamafma: Ingat, Ada Hak Orang Asli Papua

Kamis, 07 Januari 2021 – 08:52 WIB
Anggota DPD RI Provinsi Papua Barat. Foto: Dok. Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Pada Desember 2020, media nasional memberitakan bahwa saham ANTAM (PT Aneka Tambang Tbk) melesat 7,5 persen, setelah diborong Kaesang, Putra Presiden Jokowi.

Anggota DPD RI Provinsi Papua Barat Filep Wamafma mengatakan sebagai pengusaha bisnis food and beverages, Kaesang memang terlihat sangat sukses. Brand Sang Pisang, Yang Ayam, Ternakopi, Siap Mas, Let’s Toast ana Enogma Camp, memang sangat naik daun.

BACA JUGA: Untuk Tim Khusus Kejaksaan, Apakah Langkah Baru Penegakan HAM?

Namun bila mendengar nama ANTAM, siap-siap Blok Wabu, yang merupakan wilayah tambang emas di Papua, akan digarap. Menteri BUMN Erick Thohir pernah menyampaikan hal ini pada September 2020 silam. Mana mungkin tidak, harapannya Blok Wabu-lah yang akan mendongkrak portofolio emas ANTAM lebih besar lagi.

“Tetapi, adakah Orang Asli Papua yang bergelut dalam kubangan emas situ? Silakan cek sendiri. Para oligarkilah yang menikmati pembagian “kue” manis tersebut,” kata Filep kepada wartawan, Kamis (7/1/2021).

BACA JUGA: Tentara, Kado Natal untuk Papua

Sebagaimana diketahui, Blok Wabu yang luasnya 10.700 ha dengan potensi 4.3 T biji emas, dan bernilai kira-kira Rp 211.4 triliun (kurs Rp 15.000), telah dikembalikan oleh PT Freeport Indonesia kepada Pemerintah. Dari sanalah Pemerintah mencari investor untuk menggarap blok ini.

Menurut Filep, bisnis yang bergelimang kekayaan tersebut, sibuk diperebutkan. Hal itu terus mengalir di atas penderitaan Orang Papua. Perebutan saham dipertontonkan para oligarki secara terang-terangan. Sembari lupa, ada konflik berkepanjangan yang belum tuntas hingga hari ini.

BACA JUGA: Filep Wamafma DPD RI Usulkan Pembentukan Kementerian Khusus Urusan Papua

“Kami berharap ada keseimbangan yang konkret dalam investasi di Papua. Itulah keadilan. Terutama, terkait kebijakan penanaman modal. Tidak ada keadilan selama kekayaan menumpuk pada kelompok tertentu,” tegas Filep.

Di atas semua itu, menurut Filep, jauh lebih penting penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat serta pembangunan yang merata di tanah Papua agar keterbelakangan, kemiskinan dan marginalisasi Orang Asli Papua dapat teratasi dan masyarakat Papua sejahtera adil dan makmur.

“Ingatlah, ada hak OAP yang melekat pada setiap bijih emas tersebut,” katanya.

Lebih lanjut, Filep mengatakan bukan rahasia lagi, oligarki bisnis di tanah Papua memang terjadi dari setiap generasi Pemerintahan, dari rezim ke rezim. Hal itu menunjukkan lemahnya perhatian negara pada persoalan mendasar Orang Papua.

Hal inilah yang menyebabkan ketidakpercayaan Orang Papua kepada Pemerintah makin meningkat. Alih-alih membangkitkan kepercayaan dan optimisme investasi tambang di Papua, justru membangkitkan aroma kesedihan bagi Orang Papua yang tidak mendapatkan surga di tanahnya sendiri.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler