BLSM tak Merata, Warga Demo

Kamis, 27 Juni 2013 – 06:53 WIB
BANDA ACEH - Pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Rabu kemarin (26/6), ternyata belum merata dan terkesan pilih kasih. Akibatnya, muncul polemik di tengah masyarakat.

Hal ini terjadi di kampung Mulia, Kuta Alam Banda Aceh. Karena pilih kasih dalam memberikan BLSM, masyarakat malah menolak bantuan kompensasi BBM tersebut.

"Saya penduduk asli di desa ini, tetapi kenapa nama saya tidak ada," ujar Azwir yang berdomisili di lorong I desa itu.

Tidak hanya Azwir, puluhan masyarakat miskin di desa itu, kemarin juga ikut demo bersama Azwir, mereka mendesak Keuchiek untuk menyetop dana yang akan diberikan kepada beberapa penduduk lainnya.

"Kami minta Keuchiek untuk menyetopnya dan jangan pilih kasih dalam pembagian dana BLSM ini," tegasnya.

Menurutnya, ada orang yang baru duduk di desanya, tetapi sudah mendapat bantuan, sedangkan warga lama yang memang miskin justru tidak dapat. "Ini kan aneh, apa kami bukan dianggap warganya," tegas Azwir lagi.

Padahal, sejak tsunami delapan tahun lalu, dirinya yang tinggal bersama orang tuanya di Desa kampung Mulia tidak kemana-mana. Karena itu, dianggap aneh kalau dirinya tidak masuk dalam daftar.

Sementara, Keuchiek Kampung Mulia, Kuta Alam, Banda Aceh, A Rahman, mengatakan, bantuan BLSM ini disalurkan sesuai data yang ada dan tidak ada yang dikurang maupun ditambah.

Menurutnya, data warga miskin Warga Kampung  Mulia yang dikasih 115 KK padahal warga miskin di daerah itu sekitar 300 orang. "Memang sangat sulit kita membaginya sehingga siapa yang ada nama langsung kita suruh datang ke kantor pos untuk mengambilnya," jelas Rahman.

Satu Desa Cuma 8 Warga Dapat BLSM

Sementara itu, di Desa Bandar Bireuen, Kota Juang, Kabupaten Biruen, juga terjadi polemik. Pasalnya, untuk setiap desa hanya dijatah 8 warga saja yang menerima BLSM.

"Untuk penerima BLSM, hanya delapan warga satu desa. Supaya jangan ada tundingan, saya mainkan data, sebaiknya data saya terima dari undangan kantor Pos itu diverifikasi ulang. Sebab masih banyak warga yang harus dibantu," ungkap Keuchik Adnan Adam.

Diungkapkannya juga, keuchik beberapa hari lalu telah turun kelapangan untuk mengetahui jelas respon warga dan malah ada yang mengangap pilih-pilih kasih berkaitan bantuan itu. Sebaiknya diverifikasi ulang data tersebut.

"Saya saat ini tengah membangun rasa kebersamaan dengan masyarakat demi tercapainya kemajuan desa. Dan secara pribadi, cukup bermasyarakat," imbuh Adnan Adam, lagi.

Harapan diverifikasi ulang data tersebut juga dikatakan Islahudin (40) warga dusun I Karang Rejo, duda satu anak ini tidak punya pekerjaan. Ia  menilai masih banyak warga setempat layak menerima bantuan itu hingga ada rasa keadilan.

"Kalau kasih bantuan, berikanlah kepada warga yang betul-betul membutuhkan. Masak satu desa cuma delapan orang yang menerima," cetusnya.

Menurutnya laginya, di Karang Rejo masih ada warga layak menerima seperti contohnya janda meski punya rumah tetapi tidak ada penghasilan tetap bahkan rumahpun masih sewa. (imr/rah)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembangunan Rel Kereta Api di Kutim Terus Digenjot

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler