BLU Balai Kesehatan Penerbangan Bakal Gelar Seminar Risiko Inkapasitasi Sindroma Metabolik

Minggu, 22 September 2019 – 10:31 WIB
Balai Layanan Umum (BLU) Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) saat memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas). Foto dok BLU Hatpen

jpnn.com, JAKARTA - Balai Layanan Umum (BLU) Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) memantapkan kesiapannya untuk menggelar seminar Risiko Inkapasitasi Personel Penerbangan Kondisi Sindroma Metabolik. Seminar ini diadakan untuk memberikan edukasi tentang kesehatan pada personel penerbangan.

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 55 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Perhubungan, Balai Kesehatan Penerbangan mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan, pengujian, dan pemeliharaan kesehatan personel penerbangan. 

BACA JUGA: Gaet Universitas Inggris untuk Gelar Sarjana Baru di Bisnis dan Penerbangan

"Salah satu bentuk pemeliharaan kesehatan personel penerbangan adalah memberikan edukasi tentang kesehatan pada personel penerbangan," tutur Kepala BLU Balai Hatpen Sri Murani Ariningsih (Rindu) usai melakukan persiapan seminar tersebut di Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/9).

Menurut Rindu, kesehatan personel penerbangan merupakan nyawa untuk tetap melakukan profesi mereka masing-masing. Seperti diketahui, setiap enam bulan, pilot harus melakukan tes medis (medical examination) atau medex. Begitu pun personel lainnya, seperti awak kabin, Flight Operation Officer (FOO), Air Traffic Controller (ATC), dan personel penerbangan lainnya harus melakukan medex sesuai dengan peraturan penerbangan yang berlaku.

BACA JUGA: Kabut Asap Kian Pekat, Penerbangan di Batam Mulai Terganggu

"Kami sebagai pembina di bidang kesehatan penerbangan secara berkesinambungan memberikan pengetahuan tentang kondisi berbagai gejala penyakit dan risikonya yang bisa jadi dialami personel penerbangan," kata Rindu.

Tujuan seminar adalah memberikan pengetahuan tentang kondisi sindroma metabolik bagi personel penerbangan. Bagaimana terjadinya inkapasitasi atau ketidakmampuan pada pelaksanaan tugas personel penerbangan yang diakibatkan adanya sindroma metabolik. Bagaimana pula cara pencegahan kondisi sindroma metabolik.

BACA JUGA: BLU Balai Kesehatan Penerbangan Masuk Nominasi Berpredikat Wilayah Bebas Korupsi

Sindroma metabolik adalah istilah kedokteran untuk menggambarkan kombinasi dari sejumlah kondisi, yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi), hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi), dan obesitas, yang dialami secara bersamaan. 

Seseorang tidak dianggap mengalami sindroma metabolik apabila hanya menderita salah satu kondisi tersebut.

Kondisi-kondisi yang terdapat di dalam sindroma metabolik merupakan faktor risiko untuk mengalami penyakit yang serius. Sindrom ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, juga diabetes.

BLU Balai Hatpen akan mengundang para personel penerbangan di Indonesia, termasuk yang memiliki wewenang dalam bidang kesehatandi instansi atau perusahaan terkait penerbangan. Seminar akan dilaksanakan di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, pada Selasa,1 Oktober 2019.

Selain seminar tersebut, BLU Balai Hatpen juga sudah melaksanakan berbagai kegiatan dalam memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas). Pada 9-10 September 2019, ikut serta dalam pengobatan gratis yang diselenggarakan oleh Setjen Kementerian Perhubungan di Labuhan Banten.

Pada 13 September 2019, BLU Balai Hatpen mengadakan bakti sosial ke panti sosial Tresna Werdha Budi Mulia di Cengkareng, Jakarta Barat.

"Kami melaksanakan pelayanan kesehatan dan memberikan bantuan berupa sembako. Panti sosial tersebut menampung kurang lebih 250 orang lanjut usia," ujar Rindu.

Puncak kegiatan yang berlangsung pada 17 September 2019 diisi berbagai aktivitas yang melibatkan seluruh pegawai BLU Balai Hatpen, yang umlahnya 131 personel.

"Harapannya, kami bisa meningkatkan semangat dan kinerja dalam memberikan pelayanan Prima (Profesional, Responsibility, Integritas, Mandiri, Akuntabel) tanpa korupsi, kolusi, dan nepotisme," tandas Rindu.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler