JAKARTA - Aksi beli selektif investor terhadap saham-saham berharga rendah namun memiliki fundamental bagus, turut mengerek performa indeks harga saham gabungan (IHSG). Pada perdagangan kemarin (4/7), IHSG ditutup menguat tipis 4,78 poin (0,10 persen) ke level 4.581,93. Sementara indeks gabungan 45 saham terlikuid (LQ45) naik 3,02 poin (0,4 persen) ke level 758,33.
Research Analyst Reliance Securities Wibowo Suhaidi memaparkan, pada akhir perdagangan kemarin, sebagian besar sektor mengalami penguatan kecuali sektor agribisnis, industri dasar, manufaktur, konsumer, dan properti. "Sementara saham-saham lapis dua masih mengalami pelemahan, lantaran investor cenderung mengakumulasi saham-saham blue chip yang berfundamental kuat," terangnya.
Tak pelak, asing yang cenderung berburu saham-saham blue chip berhasil menurunkan nilai aksi jual keseluruhan, meski tetap mencetak net sell (jual bersih) sebesar Rp 198 miliar. Sepanjang perdagangan, saham-saham emiten diperdagangkan sebanyak 119.691 kali transaksi, pada volume 3,51 miliar lembar saham senilai Rp 3,99 triliun. Saham-saham yang paling banyak diburu asing antara lain TLKM. BBRI, UNTR, BBCA, dan INTP.
"Namun kami prediksi, arus dana asing yang keluar baru akan reda pada kuartal ketiga. Tentu saja jika terdapat kejelasan mengenai arah dari perekonomian global," jelasnya.
Wibowo memproyeksikan, IHSG pada perdagangan Jumat (5/7), akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat, pada kisaran support 4.565 dan resistance 4.648. "Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain AISA, BBRI, BBCA, BTPN, dengan rekomendasi speculative buy," terangnya.
Sebaliknya, Research Analyst PT Indo Premier Securities Muhammad Wafi menerangkan, IHSG diprediksi bergerak melemah dengan kisaran support 4.525 dan resistance 4.800. "Ini karena harga naik tipis, namun dengan pola candle inverted hammer, yang mengindikasikan berlanjutnya tren bearish. Sementara grafis Stochastic dan RSI negatif. Sedangkan MACD berpeluang bearish crossover," jelasnya. Beberapa saham yang direkomendasikan antara lain ANTM, CPIN, dan SMGR.
Sementara itu perdagangan pada Jumat akan dipengaruhi oleh keputusan dari ECB (Bank Sentral Eropa) dan BoE (Bank Sentral Inggris) yang diprediksi tidak akan mengubah tingkat suku bunga. Sementara itu, sentimen domestik masih menunggu data cadangan devisa, net foreign assets, dan indeks kepercayaan konsumen. Bursa AS ditutup terkait dengan Independence Day. (gal/sof)
Research Analyst Reliance Securities Wibowo Suhaidi memaparkan, pada akhir perdagangan kemarin, sebagian besar sektor mengalami penguatan kecuali sektor agribisnis, industri dasar, manufaktur, konsumer, dan properti. "Sementara saham-saham lapis dua masih mengalami pelemahan, lantaran investor cenderung mengakumulasi saham-saham blue chip yang berfundamental kuat," terangnya.
Tak pelak, asing yang cenderung berburu saham-saham blue chip berhasil menurunkan nilai aksi jual keseluruhan, meski tetap mencetak net sell (jual bersih) sebesar Rp 198 miliar. Sepanjang perdagangan, saham-saham emiten diperdagangkan sebanyak 119.691 kali transaksi, pada volume 3,51 miliar lembar saham senilai Rp 3,99 triliun. Saham-saham yang paling banyak diburu asing antara lain TLKM. BBRI, UNTR, BBCA, dan INTP.
"Namun kami prediksi, arus dana asing yang keluar baru akan reda pada kuartal ketiga. Tentu saja jika terdapat kejelasan mengenai arah dari perekonomian global," jelasnya.
Wibowo memproyeksikan, IHSG pada perdagangan Jumat (5/7), akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat, pada kisaran support 4.565 dan resistance 4.648. "Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain AISA, BBRI, BBCA, BTPN, dengan rekomendasi speculative buy," terangnya.
Sebaliknya, Research Analyst PT Indo Premier Securities Muhammad Wafi menerangkan, IHSG diprediksi bergerak melemah dengan kisaran support 4.525 dan resistance 4.800. "Ini karena harga naik tipis, namun dengan pola candle inverted hammer, yang mengindikasikan berlanjutnya tren bearish. Sementara grafis Stochastic dan RSI negatif. Sedangkan MACD berpeluang bearish crossover," jelasnya. Beberapa saham yang direkomendasikan antara lain ANTM, CPIN, dan SMGR.
Sementara itu perdagangan pada Jumat akan dipengaruhi oleh keputusan dari ECB (Bank Sentral Eropa) dan BoE (Bank Sentral Inggris) yang diprediksi tidak akan mengubah tingkat suku bunga. Sementara itu, sentimen domestik masih menunggu data cadangan devisa, net foreign assets, dan indeks kepercayaan konsumen. Bursa AS ditutup terkait dengan Independence Day. (gal/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi XI Segera Panggil Empat Bank Bermasalah
Redaktur : Tim Redaksi