jpnn.com, JAKARTA - Praktik ekonomi hijau dan berkelanjutan menjadi fokus berbagai perusahaan dewasa ini.
Hal ini penting di tengah beragam isu lingkungan, juga perubahan iklim dan pemanasan global yang mengancam keberlangsungan kehidupan manusia.
BACA JUGA: Masyarakat Pesisir Diminta Waspada Gelombang 4 Meter Hari Ini sampai Besok
Salah satu upaya praktik ekonomi berkelanjutan dilakukan oleh perusahaan pengolahan hasil laut dengan orientasi ekspor, PT Bumi Menara Internusa (BMI) dengan memberdayakan masyarakat pesisir.
Pemberdayaan masyarakat pesisir yang merupakan salah satu stakeholder utama perusahaan itu diiringi dengan penguatan praktik budidaya perikanan yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Minta Pemerintah Berpihak Kepada Masyarakat Pesisir, Susi Lalu Membandingkan
“Sejak 2008, sejak pertama kali mengembangkan pembinaan tambak, BMI sangat memperhatikan aspek keberlanjutan dalam usahanya," kata Direktur BMI Hetty Diana, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/11).
Masyarakat pesisir sangat berkaitan erat dengan kelautan dan perikanan, maka dari itu praktik kelautan dan budi daya perikanan harus memenuhi aspek keberlanjutan.
BACA JUGA: Menteri ATR/BPN Serahkan 10 Ribu Sertifikat di Kepri, 1700 untuk Masyarakat Pesisir
Hal ini dijalankan dengan menggandeng pihak-pihak yang berkompeten untuk melakukan pendampingan serta transfer pengetahuan dan teknologi kepada para ribuan petani tangkap dan tambak di delapan lokasi di seluruh Indonesia.
"Organisasi tersebut di antaranya adalah WWF melalui program Seafood Savers, Yayasan Sustain Aqua Indonesia (YSAI) dan Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI),” ujar Diana.
Sejak November 2016, BMI bersama Seafood Savers mendorong praktik budidaya perikanan yang berkelanjutan dan mendorong para petani tambak binaan untuk mendapatkan sertifikasi dari Best Aquaculture Practices (BAP) maupun Aquaculture Stewardship Council - ASC Shrimps.
Dalam proses pembinaan tersebut, petani tambak binaan terlibat dalam menjalankan program Aquaculture Improvement Program (AIP) yang merupakan upaya multi-stakeholder untuk mengatasi tantangan lingkungan dalam produksi akuakultur.
"Bahkan, kami menjadi perusahaan pertama di dunia yang memfasilitasi pelatihan auditor BAP sejak 2007," lanjutnya.
Berbagai program yang diinisiasi BMI memberikan akses kepada petani tambak terhadap teknologi modern dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas tambak mereka.
Penerima manfaat dari program pembinaan masyarakat pesisir telah mencapai ribuan petani dari 8 lokasi BMI beroperasi.
Program pemberdayaan nelayan dan petani tangkap yang dilakukan perusahaan juga mempertimbangkan aspek lingkungan.
BMI terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan pesisir, seperti menjaga kebersihan pesisir, mengontrol buangan limbah tambak serta melakukan penanaman mangrove, seperti yang sudah dilakukan perusahaan pada daerah Situbondo dan Probolinggo Jawa Timur.
“Melalui berbagai upaya pemberdayaan ini, diharapkan nelayan, petani tambak, dan petani tangkap dapat meningkatkan kualitas hidup merekam," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad