jpnn.com, MAGELANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengadakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) guna meningkatkan literasi iklim dan desiminasi informasi iklim untuk pertanian.
Hal itu sesuai Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim.
BACA JUGA: BMKG Jadi Pelanggan ke-106 Energi Listrik Premium
Selain itu, SLI digelar untuk mendukung program Nawacita, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, SLI merupakan suatu kegiatan interaktif menggunakan metode belajar sambil praktik (learning by doing).
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi di Sejumlah Daerah
Dengan kegiatan itu, BMKG berkomitmen terus menyosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan pertanian di Indonesia.
“Kegiatan SLI merupakan cara BMKG sebagai penyedia informasi dan petani sebagai end user berinteraksi melalui penyuluh petani lapangan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam mengantisipasi iklim ekstrem untuk mendukung ketahanan pangan," ujar Dwi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (4/5).
BACA JUGA: Gempa Bumi Dangkal 5 SR Guncang Selat Sunda
Dalam kesempatan itu juga digelar focus group discussion (FGD) mengenai pelaksanaan SLI BMKG yang sudah dilakukan sejak 2011.
Acara itu diikuti alumni dari SLI III Temanggung 2016, SLI III Temanggung 2017, dan SLI III Magelang 2018.
Selain mengundang alumni SLI, panitia FGD juga turut menghadirkan perwakilan Dinas Pertanian dari provinsi dan kabupaten di Jawa Tengah serta Fakultas Pertanian UGM.
Dwikorita mengungkapkan, saat ini Indonesia sedang memasuki era inovasi digital 4.0. Pada era ini yang paling mahal adalah waktu.
Oleh karena itu, BMKG berkomitmen menambah pelayanan digital guna memudahkan dan mempercepat pelayanan untuk masyarakat, salah satunya terhadap petani.
Menurut Dwi, penyebaran informasi cuaca dan iklim dengan cara digital akan meningkatkan kecepatan dan ketepatan pelayanan BMKG terhadap petani di seluruh wilayah Indonesia.
“Dengan demikian, petani bisa mendapatkan informasi terkait cuaca, iklim dan kualitas udara dengan lebih cepat, tepat dan akurat dengan memanfaatkan aplikasi mobile phone. Dengan peningkatan layanan informasi cuaca dan iklim secara digital, ketahanan pangan di Indonesia juga bisa semakin ditingkatkan," ungkap Dwi.
Semangat BMKG 4.0 ini telah dilaksanakan oleh Stasiun Klimatologi Semarang, yang berpengalaman menggelar 14 SLI sejak 2011.
Mereka juga meningkatkan pelayanan dengan menyiapkan beberapa inovasi digital.
Salah satunya adanya situs web resmi yang bisa diakses di https://klimatologi.semarang.bmkg.go.id dan www.iklimjateng.info serta Info permohonan data (tracking layanan) yang sudah bisa diakses di https://layanan.iklimjateng.info/track.php.
Dwikorita menambahkan, sejak 2011, SLI telah dilaksanakan di 316 lokasi yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dengan total peserta mencapai 8.000 orang.
Agenda itu terdiri dari tiga tahap. SLI tahap pertama untuk pemerintah daerah/dinas terkait dengan jumlah alumni mencapai 1.386.
SLI tahap kedua untuk penyuluh pertanian dengan jumlah alumni sebanyak 5.591.
Sementara itu, SLI tahap ketiga untuk kelompok tani dan petani dengan alumni mencapai 1.023.
Menurut Dwikorita, hasil panen dari kegiatan SLI tahap ketiga menunjukkan peningkatan produksi dengan persentase hingga 30 persen dibandingkan rata-rata produksi.
“Hal ini menunjukkan dengan adanya kegiatan SLI, kelompok tani yang telah mendapatkan pemahaman informasi iklim dan memanfaatkan produk informasi iklim berhasil meningkatkan produktivitas pertanian mereka," kata Dwi. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BMKG Buka Lowongan 250 Taruna Baru
Redaktur & Reporter : Ragil