jpnn.com, JAKARTA - Kondisi cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi di beberapa kawasan termasuk Jawa. Badan Metrologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi munculnya bibit siklon tropis di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera. Siklon tersebut berdampak pada hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Jawa Timur.
Humas BMKG Harry T Djatmiko mengungkapkan siklon tropis itu sebenarnya jarang terjadi bila sudah memasuki April. Sehingga fenomena yang dideteksi BMKG itu bisa disebut sebagai anomali suhu muka laut yang bertambah.
BACA JUGA: Sejumlah Daerah Dilanda Cuaca Ekstrem, Ini Pemicunya
Suhu perairan di Indonesia bagian barat lebih hangat dibandingkan dengan di samudera Hindia sebelah timur Afrika. Tanda lainya adalah aliran massa udara basah yang menuju wilayah Indonesia bagian barat dan tengah. ”Boleh dibilang ada anomali suhu muka laut,” ungkap Harry pada Jawa Pos.
Kondisi anomali siklon tropis itu cukup berbahaya. Karena dapat menimbulkan genangan dan banjir serta gelombang tinggi. Salah satu contohnya adalah banjir di pulau Bangka. ”Meningkatkan potensi hujan terutama di Jawa bagian barat,” ujar dia.
BACA JUGA: Gempa Bumi Dangkal 5 SR Guncang Selat Sunda
Meskipun begitu, dampak siklon tersebut berupa hujan lebat disertai angin juga diprediksi sampai di Jawa Timur. Daerah lain yang berpotensi serupa adalah Banten, Jambi, Jogjakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua. Potensi itu akan berlangsung hingga hari ini (30/4).
Sebelumnya, di beberapa daerah terjadi cuaca ekstrem. Seperti hujan disertai puting beliung di Jogjakarta dan Minahasa serta banjir di Cilegon.
BACA JUGA: BMKG Buka Lowongan 250 Taruna Baru
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan bahwa ada pengaruh dari fenomena gelombang atmosfer tropis atau Madden Julian Oscilation (MJO) yang merambat ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik.
MJO memiliki siklus perambatan 30-90 hari. Kondisi itu dapat bertahan pada suatu fase sekitar 3 hingga 10 hari. Imbasnya pada pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah. (jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Ekstrem, Ratusan Rumah Rusak, 1 Warga Tewas di Kerinci
Redaktur & Reporter : Soetomo