BMKG: Indonesia Hanya Kena Dampak tak Langsung Siklon Tropis Ferdinand

Kamis, 27 Februari 2020 – 03:01 WIB
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau monitor citra satelit cuaca. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), A. Fachri Radjab, menyatakan siklon tropis Ferdinand tidak akan mendekati Indonesia karena sifat siklon tropis yang bergerak menjauhi garis khatulistiwa.

"Jadi kalau ada yang mengatakan siklon tropis Ferdinand akan masuk ke Indonesia itu tidak benar. Yang terjadi di Indonesia saat ini hanya dampak tidak langsungnya saja," kata dia di Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: BMKG Imbau Warga DKI Jakarta Siapkan Payung Sebelum Bepergian

Ia mengatakan, siklon tropis memiliki periode hidup paling lama hanya dua minggu. Siklon tropis Ferdinand muncul pada Senin (24/2), pukul 07.00 WIB di perairan barat Australia dan bergerak ke barat daya dan diperkirakan akan punah pada Kamis (27/2), pukul 19.00 WIB.

Meskipun tidak akan masuk Indonesia, katanya, pergerakan siklon tropis Ferdinand membawa dampak tidak langsung ke Indonesia, yaitu menyebabkan daerah pertemuan angin.

BACA JUGA: Seperti Ini Prediksi BMKG Tentang Cuaca di Wilayah Jabodetabek Pada Minggu Pagi

"Daerah pertemuan angin itu menyebabkan penumpukan awan yang berdampak pada peningkatan curah hujan di Indonesia," terangnya.

Namun, Fachri mengatakan curah hujan yang tinggi di Indonesia, terutama di wilayah Pulau Jawa, bukan hanya disebabkan faktor siklon tropis Ferdinand, melainkan juga karena musim hujan.

BACA JUGA: Siklon Tropis Dahlia, Beberapa Daerah Ini Harus Waspada

"Saat ini, seluruh wilayah Indonesia sudah masuk musim penghujan. Untuk Jabodetabek dan Pulau Jawa pada umumnya, saat ini sedang puncak musim penghujan," katanya.

Oleh karena itu, katanya, peluang terjadi hujan lebat hingga sangat lebat sebagai hal yang besar terjadi di Jabodetabek dan Pulau Jawa, hingga musim hujan berakhir yang diperkirakan terjadi pada akhir April 2020.

Meskipun curah hujan diperkirakan masih tinggi, BMKG memperkirakan hujan yang menyebabkan banjir di Jabodetabek pada 1 Januari 2020, akan tetap menjadi curah hujan tertinggi hingga akhir musim hujan.

"Curah hujan tertinggi saat terjadi banjir Jabodetabek, Rabu (25/2) lalu, hanya 278 milimeter, sedangkan curah hujan tertinggi pada 1 Januari 2020 mencapai 337 milimeter," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler